Sumber: Reuters | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pimpinan militer Myanmar pada Rabu mengecam negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) karena mengecualikan para jenderalnya dari pertemuan-pertemuan regional, menuduhnya mengalah pada "tekanan eksternal".
Anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara telah mengecam junta Myanmar, yang mereka katakan telah gagal membuat kemajuan nyata dalam rencana perdamaian yang disepakati dengan blok 10 negara tahun lalu, termasuk terlibat dengan lawan dan penghentian permusuhan.
Militer Myanmar merebut kekuasaan dari pemerintah terpilih dalam kudeta tahun lalu, dan sejak itu menghancurkan perbedaan pendapat dengan kekuatan mematikan. Baru-baru ini, junta telah dikritik karena mengeksekusi aktivis politik dan memenjarakan Aung San Suu Kyi, simbol gerakan oposisi dan demokrasi Myanmar.
Baca Juga: Jenderal Penguasa Myanmar Dilarang Hadir di Pertemuan Anggota ASEAN
ASEAN telah melarang para jenderal Myanmar menghadiri pertemuan regional, dan beberapa anggota mengatakan bulan lalu akan dipaksa untuk memikirkan kembali jalan ke depan kecuali junta menunjukkan kemajuan dalam rencana perdamaian. Junta menolak tawaran untuk mengirim perwakilan non-politik ke pertemuan ASEAN.
“Jika kursi yang mewakili suatu negara kosong, maka itu tidak boleh dicap sebagai KTT ASEAN,” kata juru bicara junta Zaw Min Tun pada konferensi pers rutin pada hari Rabu, menambahkan bahwa Myanmar sedang bekerja untuk mengimplementasikan rencana perdamaian.
"Apa yang mereka inginkan adalah agar kita bertemu dan berbicara dengan para teroris," katanya, menggunakan label junta untuk gerakan pro-demokrasi yang telah mengangkat senjata melawan militer.
Dia mengatakan ASEAN melanggar kebijakannya sendiri untuk tidak mencampuri urusan kedaulatan suatu negara sambil menghadapi "tekanan eksternal", tetapi tidak menjelaskan lebih lanjut.
Baca Juga: Tujuan Dibentuknya ASEAN, Lima Negara Pendiri ASEAN, dan Latar Belakang Terbentuknya
Kementerian Luar Negeri Kamboja, yang saat ini memimpin ASEAN, tidak menanggapi tuduhan tersebut.
Juru bicara kementerian Chum Sounry mengatakan ASEAN "berharap bahwa situasi di Myanmar dapat sangat ditingkatkan, sehingga dapat kembali sebagai anggota tak terpisahkan dari keluarga ASEAN kita yang bersatu lagi."
Beberapa negara barat termasuk Amerika Serikat dan Inggris telah menjatuhkan sanksi kepada junta Myanmar atas kudeta tersebut.