Sumber: FT | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Kanada, mengumumkan akan menerapkan tarif sebesar 100 persen terhadap impor kendaraan listrik (EV) asal China dan tarif 25 persen terhadap baja dan aluminium dari negara tersebut.
Langkah ini mengikuti kebijakan serupa yang diambil oleh Amerika Serikat, dengan tujuan mengatasi apa yang dianggap sebagai praktik ekonomi tidak adil oleh China .
Alasan di Balik Penerapan Tarif
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, menyatakan bahwa tarif ini diberlakukan karena China tidak mengikuti "aturan yang sama" dalam perdagangan internasional.
Ia menuduh bahwa China telah memberikan keuntungan yang tidak adil kepada diri mereka sendiri di pasar global, yang merugikan negara-negara lain seperti Kanada. Langkah ini dianggap sebagai bagian dari upaya lebih luas oleh AS dan sekutunya untuk menghadapi praktik ekonomi yang dianggap tidak adil, terutama dari China.
"Pelaku seperti China telah memilih untuk memberikan keuntungan yang tidak adil kepada diri mereka sendiri di pasar global," ujar Trudeau dalam sebuah pertemuan kabinet di Halifax, Nova Scotia.
Baca Juga: China Balas Eropa: Pertimbangkan Kenakan Tarif Tinggi untuk Mobil Bensin Mesin Besar
Pengaruh AS dalam Keputusan Kanada
Pengumuman Trudeau datang sehari setelah penasihat keamanan nasional AS, Jake Sullivan, bertemu dengan Perdana Menteri Kanada. Sullivan, dalam kunjungannya ke Kanada, mendorong Ottawa untuk mengikuti langkah Washington dalam memberlakukan tarif tersebut.
Sullivan kemudian melanjutkan perjalanannya ke China untuk bertemu dengan Menteri Luar Negeri China , Wang Yi.
Pemerintahan Presiden Joe Biden sejak tahun 2021 telah berinvestasi besar-besaran untuk membujuk sekutu-sekutunya agar bersama-sama mengambil langkah-langkah untuk menghadapi China . Dalam pernyataannya di Kanada, Sullivan menekankan pentingnya "front yang bersatu" untuk kepentingan AS dan mitra-mitranya.
Rincian Tarif dan Dampaknya
Kementerian Keuangan Kanada menyatakan bahwa tarif terhadap kendaraan listrik China , yang mencakup mobil penumpang, truk, bus, dan van pengiriman, akan berlaku mulai 1 Oktober. Tarif terhadap produk baja dan aluminium akan diberlakukan dua minggu kemudian.
Langkah ini serupa dengan tindakan yang diambil oleh AS dan rencana penerapan tarif oleh Uni Eropa, meskipun dengan tarif yang lebih rendah dibandingkan dengan Kanada dan AS. Washington dan sekutunya khawatir bahwa China akan membanjiri pasar global dengan kendaraan listrik, mengingat posisi dominan negara tersebut di industri ini.
Uni Eropa diperkirakan akan menyetujui tarif tambahan pada kendaraan listrik dari China , yang dapat berkisar antara 9 hingga 36,3 persen di atas tarif yang sudah ada sebesar 10 persen. Hal ini mencerminkan kekhawatiran global terhadap potensi banjirnya produk EV China di pasar dunia.
Baca Juga: Industri Pulp dan Kertas Kalah Saing Dengan China
Menteri Keuangan Kanada, Chrystia Freeland, menegaskan bahwa tindakan ini diambil untuk menciptakan kesetaraan di pasar, melindungi pekerja Kanada, dan menyesuaikan dengan langkah-langkah yang diambil oleh mitra dagang utama Kanada.
Menurut Freeland, kebijakan China yang disengaja untuk menciptakan kapasitas berlebih dan standar tenaga kerja serta lingkungan yang rendah mengancam pekerja dan bisnis di industri EV global serta mengancam kemakmuran ekonomi jangka panjang Kanada.
Tanggapan dari China
Kedutaan Besar China di Washington menolak berkomentar secara spesifik mengenai langkah Kanada ini, tetapi menyatakan bahwa beberapa negara menggunakan proteksionisme dan hambatan perdagangan untuk "melindungi industri mereka yang belum berkembang."
Juru bicara kedutaan, Liu Pengyu, mendesak negara-negara terkait untuk mematuhi prinsip-prinsip pasar dan aturan perdagangan internasional, serta menciptakan lapangan bermain yang adil bagi perusahaan dari semua negara.
Industri otomotif merupakan salah satu sektor manufaktur paling penting di Kanada, dengan pabrik-pabrik yang terkonsentrasi di sekitar kawasan Great Lakes untuk memasok konsumen di AS. Sektor ini mempekerjakan hampir 120.000 orang secara langsung, menurut data pemerintah Kanada.
Selain itu, Ottawa juga mengikuti jejak AS dalam menawarkan subsidi yang dirancang untuk mendorong permintaan kendaraan listrik buatan dalam negeri.
Baca Juga: Elon Musk Lakukan Blunder US$13 Miliar, Wall Street Tetap Tertarik Bekerja Sama
Hubungan Kanada-China Bergejolak
Tarif ini diumumkan satu bulan setelah kunjungan Menteri Luar Negeri Kanada, Mélanie Joly, ke China , yang merupakan kunjungan pertama oleh seorang menteri luar negeri Kanada dalam tujuh tahun terakhir.
Hubungan antara kedua negara memburuk pada tahun 2018 setelah China menahan dua warga Kanada, Michael Kovrig dan Michael Spavor, yang tidak dibebaskan selama lebih dari tiga tahun. Langkah tersebut dipandang sebagai tindakan balasan setelah Kanada menahan Meng Wanzhou, CFO Huawei, atas permintaan ekstradisi dari AS.
Dengan penerapan tarif ini, Kanada mengirimkan sinyal kuat mengenai komitmennya untuk melindungi industri domestiknya dan berpartisipasi dalam upaya internasional untuk menyeimbangkan kembali dinamika perdagangan global.
Penerapan tarif ini kemungkinan akan berdampak signifikan pada perdagangan antara Kanada dan China, serta mempengaruhi hubungan diplomatik kedua negara dalam jangka panjang.