Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kuba mengumumkan, kandidat vaksin miliknya, Soberana 2, telah menunjukkan kemanjuran 62% hanya dengan dua dari tiga dosisnya. Vaksin yang dikembangkan perusahaan biofarmasi milik negara, BioCubaFarma, menyebut, vaksin tersebut merupakan salah satu dari lima kandidat vaksin yang sedang dalam uji klinis yang memasuki fase akhir.
"Dalam beberapa minggu kami akan mendapatkan hasil untuk kemanjuran dengan tiga dosis yang kami harapkan akan lebih unggul," kata Vicente Vérez, Direktur Institut Vaksin Finlay yang mengembangkan Soberana 2, seperti dikutip dari Reuters, Minggu (20/6).
Ini merupakan berita positif bagi pulau terbesar di Karibia itu yang saat ini tengah menghadapi wabah terburuk sejak dimulainya pandemi. Terutama setelah kedatangan varian yang lebih menular dan membuat rekor baru kasus virus corona harian.
Asal tahu saja, Kuba telah memilih untuk tidak mengimpor vaksin asing melainkan mengandalkannya produk buatannya sendiri. Memang, sektor bioteknya di Kuba cukup unggul karena terbukti telah mengekspor vaksin selama beberapa dekade.
Namun, para ahli mengatakan itu adalah taruhan yang berisiko bagi negara tersebut. Hanya saja jika berhasil, Kuba dapat meningkatkan reputasi ilmiahnya, serta menghasilkan dana yang sangat dibutuhkan melalui ekspor dan memperkuat upaya vaksinasi di seluruh dunia.
Baca Juga: Kembali meningkat, kasus kematian Covid-19 di Brasil tembus 500.000
"Kami tahu pemerintah kami belum mampu menyediakan dana yang dibutuhkan untuk proyek ini semua dan bagaimanapun ini adalah hasil dari posisi global," kata Presiden Miguel Diaz-Canel.
Sementara itu, beberapa negara sudah banyak yang menyatakan minatnya terhadap vaksin Kuba, antara lain Argentina, Jamaika, Meksiko dan Venezuela. Iran juga sudah mulai memproduksi Soberana 2 awal tahun ini sebagai bagian dari uji klinis fase akhir.
Pihak berwenang Kuba juga telah mulai memberikan vaksin eksperimental secara massal sebagai bagian dari "studi intervensi" yang mereka harapkan akan memperlambat penyebaran virus.
Memang, kasus harian telah berkurang setengahnya di wilayah ibu kota sejak dimulainya kampanye vaksinasi ini. Hanya saja, ada kemungkinan penurunan tersebut karena tindakan penguncian yang lebih ketat.