Sumber: Reuters | Editor: Hasbi Maulana
Dokumen pengadilan mencantumkan tanggal pencurian yang berlangsung sejak Juli 2017. Banyak di antaranya terjadi pada jam kerja normal kilang. Jenis minyak yang dicuri adalah bahan bakar diesel senilai jutaan dolar.
Reuters mencatat setidaknya terjadi 11 kali pencurian. Pencurian paling awal terjadi pada 24 Juli 2017, sebesar 765 metrik ton dengan nilai Sin$ 252.558. Adapun pencurian terakhir yang tercantum dalam dokumen berlangsung pada 7 Januari 2018 lalu, sebanyak 1.260 metrik ton, senilai Sin$ 687.960.
Pencurian dengan volume dan nilai terbesar berlangsung pada 21 November 2017, sebanyak 2,322 metrik ton dengan taksiran nilai sekitar Sin$ 1,277,430.
Ada tiga kapal yang disebut dalam dokumen pengadilan telah menerima minyak curian, yaitu Perdana Selatan, Sentek 26, dan MT Gaea.
Selama tiga bulan terakhir, kapal-kapal tersebut telah melakukan perjalanan antar pelabuhan di Singapura, Vietnam, Thailand dan Indonesia, menurut data pelayaran yang ditunjukkan Thomson Reuters Eikon.
Polisi Singapura mengatakan penyelidikan masih berlangsung. Enam dari 17 pria yang awalnya ditangkap belum menghadapi dakwaan.
Beberapa dari mereka yang dituntut sejauh ini dijadwalkan kembali ke pengadilan pada 22 Januari dan 25 Januari 2018, dan mungkin menghadapi tuntutan tambahan.