Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Sebuah kapal perusak Angkatan Laut Amerika Serikat berlayar di dekat salah satu pulau buatan dan pulau yang dikontrol oleh China di Laut China Selatan pada hari Senin (10/4/2023). Ini merupakan sebuah misi kebebasan bernavigasi yang dikecam oleh Beijing sebagai tindakan ilegal.
Reuters memberitakan, meskipun Amerika Serikat sering melakukan pelayaran semacam itu untuk menantang klaim teritorial Tiongkok dan negara-negara lain di jalur perairan strategis tersebut, pelayaran kali ini terjadi ketika Beijing menggelar lebih banyak latihan perang di sekitar Taiwan.
Armada ke-7 Angkatan Laut AS mengatakan bahwa USS Milius terlibat dalam "operasi normal" dalam jarak 12 mil laut dari Mischief Reef di Kepulauan Spratly, yang merupakan terumbu karang yang terendam saat air laut pasang dan tempat China membangun bandara dan fasilitas lainnya.
"Di bawah hukum internasional yang berlaku umum... fitur seperti Mischief Reef yang terendam saat air laut pasang dalam kondisi alamiahnya tidak berhak atas laut teritorial," ungkap Armada ke-7 dalam sebuah pernyataan.
"Upaya reklamasi lahan, instalasi, dan bangunan yang dibangun di Mischief Reef tidak mengubah karakterisasi ini di bawah hukum internasional."
Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok mengatakan bahwa kapal AS telah "secara ilegal" memasuki perairan di dekat terumbu karang itu tanpa persetujuan Tiongkok, dan pasukannya telah memantau kapal itu dan memperingatkannya.
Baca Juga: Latihan Hari Terakhir, Militer China Simulasikan Aksi Blokade di Selat Taiwan
"China memiliki kedaulatan yang tak terbantahkan atas pulau-pulau di Laut China Selatan dan wilayah maritim di sekitarnya," kata Komando Teater Selatan.
Mischief Reef terletak di sebelah barat pulau Palawan, Filipina.
Armada ke-7 mengatakan bahwa pada akhir operasi, Milius keluar dari "area klaim China" dan melanjutkan operasi di Laut Cina Selatan.
Bulan lalu, China dan AS berdebat mengenai pergerakan kapal yang sama, yang menurut China telah memasuki wilayah perairannya di Laut China Selatan dekat Kepulauan Paracel.
Baca Juga: Filipina Akhirnya Mengungkap 4 Lokasi Pangkalan Militer AS yang Baru
China mengklaim sebagian besar wilayah yang bernilai triliunan dolar karena dilalui perdagangan setiap tahunnya.
Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam juga mengklaim seluruh atau sebagian wilayah Laut China Selatan.