Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Induk perusahaan Google, Alphabet, mencapai kapitalisasi pasar sebesar US$ 3 triliun untuk pertama kalinya pada hari Senin (15/9/2021), didorong oleh optimisme baru seputar kecerdasan buatan dan putusan antimonopoli yang menguntungkan.
Saham Kelas A perusahaan naik 3,6% menjadi US$ 249,1, sementara saham Kelas C naik 3,4% menjadi US$ 249,5 - keduanya diperdagangkan pada rekor tertinggi.
Termasuk pergerakan hari Senin, saham Alphabet telah melonjak lebih dari 32% sepanjang tahun ini, menjadikannya saham dengan kinerja terbaik di antara saham-saham yang disebut "Magnificent 7".
Bahkan, saham induk Google tersebut juga melampaui kenaikan 12,5% yang dicapai S&P 500 sepanjang tahun ini.
Alphabet bergabung dengan raksasa teknologi lainnya, Apple dan Microsoft, dalam meraih valuasi US$ 3 triliun. Sementara, saham produsen cip AI, Nvidia, perusahaan paling berharga di dunia, memiliki kapitalisasi pasar sebesar US$ 4,25 triliun.
Baca Juga: Wall Street Perkasa: S&P 500, Nasdaq Cetak Rekor Tertinggi, Ditopang Penguatan Tesla
Dorongan terbaru bagi saham Alphabet adalah putusan pengadilan AS yang mengizinkan perusahaan untuk mempertahankan kendali atas peramban Chrome dan sistem operasi seluler Android, menandai momen penting bagi perusahaan yang dominasinya dalam ekosistem pencarian dan seluler telah lama menjadi sorotan.
Meskipun pembagian data sebagai bagian dari putusan tersebut akan memperkuat para pesaing bisnis periklanan Google, tidak perlunya divestasi Chrome atau Android menghilangkan kekhawatiran utama bagi investor yang memandang mereka sebagai bagian penting dari keseluruhan bisnis Google.
Sentimen investor juga meningkat setelah unit komputasi awan perusahaan mencatatkan lonjakan pendapatan kuartal kedua hampir 32%, melampaui ekspektasi seiring investasi pada chip internal dan model AI Gemini yang mulai membuahkan hasil.
"Mereka masih sangat bergantung pada mesin pencari, tetapi dengan YouTube, Waymo, dan kapabilitas serta produk lain yang sedang mereka kembangkan, investor mulai melihat kemungkinan bahwa ini bukan lagi sekadar perusahaan mesin pencari, melainkan perusahaan yang merambah ke banyak hal lain," kata Dennis Dick, kepala strategi di Stock Trader Network.
Perusahaan Alphabet diperdagangkan sekitar 23 kali lipat dari pendapatan ke depannya—terendah di antara "Magnificent 7"—dibandingkan dengan rata-rata lima tahunnya yang sebesar 22 kali lipat, menurut data yang dikumpulkan oleh LSEG.