Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Korea Selatan memperketat pembatasan jarak sosial di sebagian besar wilayah negara itu guna mencoba memerangi wabah virus corona terburuk yang pernah ada. Hal ini dilakukan setelah kasus baru Covid-19 yang dilaporkan hari ini melonjak melewati puncak kasus harian sebelumnya dengan 1.615.
Rabu (14/7), Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) melaporkan ada 1.615 kasus Covid-19 baru, termasuk 1.568 infrksi yang ditularkan secara lokal dan meningkatkan total beban kasus menjadi 171.911.
Tambahan ini melampaui rekor sebelumnya yang dicetak pada Jumat (9/7) dengan 1.378 kasus. KDCA menyebut, infeksi kluster telah menyebar dengan cepat di sekitar ibu kota Seoul dan daerah sekitarnya yang dipicu oleh varian Delta.
Perdana Menteri Korea Selatan Kim Boo-kyum mengatakan, mulai Kamis (15/7), pemerintah akan memperketat aturan jarak di sebagian besar negara, dengan pengecualian beberapa wilayah selatan, ke Level 2 pada skala empat tingkat negara itu.
Di bawah level 2, pertemuan lebih dari delapan orang dilarang, dan restoran serta bar harus tutup pada tengah malam.
Baca Juga: Kasus harian Covid-19 di Korea Selatan catat rekor tertinggi tiga hari berturut-turut
Aturan tersebut masih dua tingkat di bawah pembatasan terberat yang tersedia bagi pemerintah. Dalam aturan pembatasan itu tertinggi, Level 4, termasuk larangan pertemuan lebih dari dua orang setelah jam 6 sore, akan diberlakukan mulai Senin (18/7) di wilayah Seoul yang lebih luas.
Lonjakan kasus baru yang sedang berlangsung sebagian datang karena munculnya varian Delta, yang menyumbang 30,7% dari semua kasus baru yang dilaporkan dari 4-10 Juli, dan hampir 70% dari jenis yang lebih menular, kata KDCA.
Wabah sejauh ini membawa lebih sedikit kematian dan pasien serius daripada yang sebelumnya, dengan banyak warga Korea Selatan yang lebih tua dan lebih rentan sekarang telah divaksinasi terhadap virus tersebut.
Total infeksi Korea Selatan dalam pandemi naik menjadi 171.911, dengan 2.048 kematian, data KDCA menunjukkan.
Tetapi dorongan inokulasi telah melambat dalam beberapa minggu terakhir, dengan hanya 30,6% dari 52 juta penduduk yang telah menerima setidaknya satu dosis vaksin, sedangkan jumlah yang sebanding melebihi 60% di banyak negara maju lainnya termasuk Inggris dan Singapura.