Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Provinsi Hubei China, Rabu (12/2), melaporkan jumlah kasus virus corona baru terendah sejak Januari. Ini menambah kepercayaan atas prediksi yang menyebutkan wabah COVID-19 bisa berakhir pada April nanti.
Tapi, para pakar internasional tetap khawatir dengan penyebaran virus mirip flu yang kini sudah menewaskan lebih dari 1.100 orang dan menginfeksi tak kurang 44.650 lainnya tersebut.
Zhong Nanshan, penasihat medis Pemerintah China untuk virus corona baru, mengatakan, pada Selasa (11/2), jumlah kasus baru turun di beberapa provinsi dan memperkirakan epidemi akan memuncak di bulan ini.
Baca Juga: Update Virus Corona: Terjangkit 45.188, meninggal 1.116,sembuh 4.856 (12/2-14.13 WIB)
"Saya berharap, wabah ini atau peristiwa ini bisa berakhir pada April," kata Zhong, ahli epidemiologi, kepada Reuters.
Hubei, provinsi yang jadi episentrum wabah COVID-19, melaporkan 94 orang meninggal pada Selasa (11/2) dan ada 1.638 kasus virus corona baru. Angka terendah sejak 31 Januari lalu. Puncaknya, dengan lebih dari 3.000 kasus baru, trjadi pada 4 Februari.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan, COVID-19 menimbulkan ancaman global, yang berpotensi lebih buruk dari terorisme.
"Dunia harus bangun dan menganggap virus ini sebagai musuh masyarakat nomor satu," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, Selasa (11/2), seperti dikutip Reuters, yang menambahkan, vaksin pertama masih 18 bulan lagi.
Baca Juga: Kasus virus corona di kapal pesiar Jepang bertambah menjadi 175 orang
Ditanya tentang prediksi Zhong soal wabah COVID-19 bakal berakhir April mendatang, Brendan Murphy, Chief Medical Officer untuk Pemerintah Australia, mengatakan: "Saya pikir terlalu dini untuk mengatakan itu".
"Kita harus melihat data dengan sangat cermat selama beberapa minggu mendatang, sebelum membuat prediksi," katanya kepada Australian Broadcasting Corp, Rabu (12/2), sambil memuji upaya China untuk membendung virus corona baru.