Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - LONDON. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan bahwa dia akan segera memberlakukan pembatasan yang lebih ketat di Inggris untuk menahan wabah virus corona yang meningkat dengan cepat.
Ia juga mengindikasikan bahwa sekolah menengah mungkin tidak dibuka kembali pada bulan ini.
Kasus COVID-19 telah meningkat tajam di Inggris dalam beberapa pekan terakhir, didorong oleh varian virus yang baru dan lebih mudah menular. Pada hari Minggu dilaporkan ada hampir 55.000 kasus baru dan total lebih dari 75.000 orang di negara itu telah meninggal karena COVID-19.
Baca Juga: Masih awal tahun, Xi Jinping sudah beri perintah mobilisasi latihan militer China
Saat mengunjungi rumah sakit untuk melihat orang pertama yang menerima vaksin yang dibuat oleh Universitas Oxford dan AstraZeneca, Johnson mengatakan negaranya menghadapi minggu-minggu yang sulit dan berat.
"Jika Anda melihat angkanya, tidak diragukan lagi bahwa kami harus mengambil tindakan yang lebih keras dan kami akan mengumumkannya pada waktunya," kata Johnson.
Inggris saat ini dibagi menjadi empat tingkatan pembatasan, tergantung pada prevalensi virus, dengan sebagian besar negara berada di Tingkat 3 dan 4 di mana pencampuran sosial dibatasi dan restoran serta pub ditutup.
Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock mengatakan sebelumnya bahwa peraturan di Tingkat 3 jelas tidak berfungsi. Sementara Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara memiliki batasan ketat masing-masing.
Baca Juga: Tandingi China, Jepang bikin pesawat perang baru yang canggih
“Tampaknya sekolah menengah mungkin lebih berperan dalam penyebaran epidemi daripada sekolah dasar, jadi kita harus melihat dengan cermat apa yang kita lakukan dengan sekolah menengah di akhir bulan,” katanya.
Pemerintah telah menghabiskan tahun ini untuk mencoba menyeimbangkan kebutuhan guna menutup negara untuk menahan virus tanpa mengganggu perekonomian.