Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - AHMEDABAD. Kasus COVID-19 di India melonjak melebihi 25 juta pada Selasa (18 Mei), ketika topan kuat memperumit krisis kesehatan di salah satu negara bagian di mana virus corona baru menyebar paling cepat.
Tes COVID-19 dilakukan atas 200.000 orang yang dievakuasi dari distrik pesisir Negara Bagian Gujarat sebelum topan melanda Senin (17 Mei) malam dan upaya sedang berlangsung untuk mencoba membatasi penyebaran infeksi.
"Masker telah siapkan untuk orang-orang yang dipindahkan ke rumah penampungan," kata Sandip Sagale, pejabat tinggi di Ahmedabad, kota utama di Gujarat, seperti dikutip Reuters. "Upaya juga dilakukan untuk menjaga jarak sosial".
Total kasus virus corona di India melonjak melewati angka 25 juta dengan tambahan 263.533 infeksi baru selama 24 jam terakhir. Sementara kematian akibat COVID-19 bertambah 4.329, rekor harian tertinggi baru.
Hanya Amerika Serikat yang memiliki lebih banyak kasus virus corona di dunia, atau jumlah kematian satu hari yang lebih buruk, saat itu kehilangan 5.444 orang akibat COVID-19 pada 12 Februari.
Baca Juga: WHO: Terjadi penurunan kasus COVID-19, tapi situasi tetap memprihatinkan
Meskipun penghitungan resmi menunjukkan infeksi baru mereda, ada kekhawatiran varian B1617 yang sangat menular, pertama kali ditemukan di India, tidak bisa dikendalikan. Dan banyak kasus, terutama di daerah pedesaan, tidak dilaporkan karena kurangnya pengujian.
Total kasus di India sejak virus corona pertama kali menyerang lebih dari setahun lalu, mencapai 25,23 juta. Sedangkan jumlah kematian akibat COVID-19 mencapai 278.719, menurut data Kementerian Kesehatan India.
Negara bagian asal Perdana Menteri Narendra Modi di Gujarat, peningkatan infeksi mencapai 30% sejak 2 Mei. Sementara jumlah total vaksinasi yang diberikan di wilayah itu pekan lalu hanya 1,1 juta, setengah dari total bulan sebelumnya.
Badai semakin mempersulit upaya untuk mengatasi virus corona di Gujarat karena vaksinasi ditangguhkan selama dua hari. Sedang rumahsakit menunggu generator cadangan untuk menjaga listrik tetap berjalan dan pasokan oksigen tambahan.
Kepala Menteri Gujarat Vijay Rupani mengatakan, produksi dan distribusi oksigen tidak terganggu. Dari sekitar 1.400 rumahsakit yang ditunjuk untuk merawat pasien COVID-19, listrik mati terjadi hanya di 16 rumahsakit.