kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45895,55   2,12   0.24%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kasus Diskriminasi Muslim di AS Meningkat Sejak Perang Gaza Dimulai


Senin, 29 Januari 2024 / 18:20 WIB
Kasus Diskriminasi Muslim di AS Meningkat Sejak Perang Gaza Dimulai
ILUSTRASI. Pengunjuk rasa meneriakkan slogan saat aksi pro-Palestina, di tengah gejolak kekerasan Israel-Palestina, di Boston, Massachusetts, Amerika Serikat, Selasa (18/5/2021). REUTERS/Brian Snyder


Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - Kasus diskriminasi terhadap masyarakat Muslim di Amerika Serikat melonjak hampir 180% selama perang di Gaza berlangsung sejak 7 Oktober 2023.

Melansir Reuters, para aktivis hak asasi manusia di AS mencatat peningkatan Islamofobia dan bias anti-Palestina di AS, bahkan di tempat lain sejak saat itu.

Salah satu insiden di AS yang mulai memicu kekhawatiran adalah penembakan pada bulan November 2023 di Vermont, di mana tiga siswa keturunan Palestina tertembak.

Di bulan Oktober juga sempat terjadi insiden penikaman fatal terhadap seorang anak Palestina-Amerika berusia 6 tahun di Illinois.

Baca Juga: Uni Eropa Dukung Palestina Merdeka, Israel Mulai Terdesak

Pada hari Senin (29/1), Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR), melaporkan bahwa mereka telah menerima 3.578 pengaduan selama tiga bulan terakhir tahun 2023. 

Angka tersebut meningkat sebesar 178% dari pengaduan pada periode yang sama dibandingkan tahun sebelumnya. CAIR melihat fenomena ini sebagai gelombang kebencian anti-Muslim dan anti-Palestina.

"Pengaduan mengenai diskriminasi pekerjaan menempati urutan teratas dalam daftar dengan 662 pengaduan, kejahatan kebencian dan insiden kebencian dilaporkan sebanyak 472 kali, dan diskriminasi pendidikan sebanyak 448 kali," ungkap CAIR.

Baca Juga: AS Prihatin Korban Sipil Akibat Serangan Israel Terus Meningkat

Laporan lain dari Liga Anti-Pencemaran Nama Baik menunjukkan, insiden antisemit di AS meningkat sebesar 360% dalam tiga bulan setelah 7 Oktober 2023.

Untuk merespons laporan-laporan tersebut, pemerintah AS baru-baru ini mengeluarkan panduan keamanan untuk komunitas berbasis agama di tengah meningkatnya antisemitisme dan Islamofobia.

Departemen Kehakiman AS sedang memantau meningkatnya ancaman terhadap Yahudi dan Muslim di tengah konflik. Presiden AS, Joe Biden, pun secara terbuka mengutuk aksi Islamofobia dan antisemitisme.




TERBARU

[X]
×