Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Dimulainya kembali shalat Jumat - yang masih dilarang di ibukota Teheran dan beberapa kota besar lainnya - mengikuti pembukaan kembali pada Senin lalu dari 132 masjid di wilayah yang secara konsisten bebas dari virus.
Sementara itu, infeksi virus corona di Teheran masih meningkat, kantor berita ISNA melaporkan pada hari Minggu, mengutip seorang pejabat setempat.
Baca Juga: Hacker Iran serang produsen obat virus corona Amerika, Gilead
Juru bicara Kementerian Kesehatan Kianush Jahanpur mengatakan dalam sebuah pernyataan di TV pemerintah pada hari Minggu, jumlah total kematian akibat virus corona di Iran naik 51 dalam 24 jam terakhir menjadi 6.640. Sebanyak 107.603 kasus infeksi telah didiagnosis.
Para pejabat Iran mengatakan, sanksi yang diberlakukan kembali pada 2018 setelah Presiden AS Donald Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir multilateral dengan Iran telah menghambat kemampuan Republik Islam untuk memerangi pandemi.
Baca Juga: Memanas, Iran ancam lakukan tindakan menghancurkan jika AS...
Wakil Presiden Eshaq Jahangiri mengatakan, jatuhnya harga minyak merupakan tantangan lebih lanjut.
"Sanksi, corona, penurunan harga minyak dan penurunan ekonomi global telah menempatkan kondisi berbahaya di depan ekonomi nasional," kata Jahangiri.
Dia menambahkan, "Tentu saja kondisi ini tidak berarti jalan buntu, tetapi para pemimpin negara harus menggunakan pendekatan dan kapasitas yang berbeda untuk menyelesaikan tantangan di depan."