Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris akan fokus pada membela aturan internasional di Laut China Selatan, memperkuat kepemimpinan AS di kawasan itu, dan memperluas kerjasama dalam masalah keamanan.
Isu itu akan menjadi agenda Harris selama perjalanannya ke Vietnam dan Singapura, seorang pejabat senior Gedung Putih mengatakan kepada Reuters, Selasa (3 Agustus).
Perjalanan itu akan menjadi yang pertama bagi Harris ke kawasan itu, menjadikannya satu-satunya Wakil Presiden AS yang mengunjungi Vietnam dan bertujuan untuk menggalang dukungan internasional untuk melawan pengaruh global China yang berkembang.
Negara-negara tersebut adalah mitra penting bagi Amerika Serikat karena lokasi, ukuran ekonomi, hubungan perdagangan mereka dengan AS, serta kemitraan keamanan pada isu-isu seperti Laut China Selatan, menurut pejabat Gedung Putih itu.
Mantan musuh AS, Vietnam telah muncul sebagai mitra kunci Amerika Serikat dan penentang vokal klaim teritorial China di Laut China Selatan.
Baca Juga: Menteri Pertahanan AS ke Asia Tenggara, perkuat hubungan untuk lawan China
Beberapa negara di kawasan Asia Tenggara sebagian besar menyambut kehadiran AS dalam menghadapi militerisasi jalur air China dan armada penjaga pantai serta penangkapan ikannya yang luas.
"Kami tidak ingin melihat negara mana pun mendominasi wilayah itu atau mengambil keuntungan dari situasi kekuasaan untuk mengkompromikan kedaulatan negara lain," kata pejabat Gedung Putih itu.
"Wakil Presiden akan menggarisbawahi, harus ada jalur bebas untuk perdagangan, di seluruh Laut China Selatan, dan tidak ada satu negara pun yang boleh tidak menghormati hak orang lain," tambah pejabat itu.
Angkatan Laut AS telah mempertahankan pola operasi kebebasan navigasi yang stabil di Laut Cina Selatan dan dekat Taiwan, tetapi ini tampaknya tidak banyak membantu Beijing.
Harris akan bertemu dengan para pemimpin pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil di kedua negara. Dia berangkat dari Amerika Serikat pada 20 Agustus, tiba di Singapura pada 22 Agustus. Dia akan mengunjungi Vietnam pada 24 Agustus.