Sumber: The Star,Xinhua | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Pandemi virus corona tidak hanya menelan nyawa masyarakat dunia, melainkan juga mematikan bisnis. Di Jepang, misalnya, berdasarkan laporan media lokal, angka kebangkrutan karena wabah Covid-19 (virus corona) meningkat tajam pada bulan April yang mencapai hampir 90 perusahaan.
Melansir Xinhua yang mengutip survei Tokyo Shoko Research, pada akhir pekan, jumlah kebangkrutan terkait dengan penyebaran virus berjumlah 114 perusahaan, dibandingkan dengan 25 pada akhir Maret.
Menurut survei tersebut, wabah corona terutama mempengaruhi perusahaan kecil dan menengah di sektor pariwisata dan akomodasi.
Baca Juga: PM Jepang Shinzo Abe resmi memperpanjang keadaan darurat nasional hingga 31 Mei
Seperti yang diketahui, ekonomi Jepang telah dipengaruhi oleh permintaan tinggal di rumah dan penutupan bisnis dengan deklarasi keadaan darurat pada bulan April.
Ke-114 kebangkrutan terjadi di 35 dari 47 prefektur Jepang. Prefektur adalah yurisdiksi di Jepang yang merupakan nama lain dari provinsi. Jepang memiliki kurang lebih 47 prefektur, dan dibagi menjadi beberapa tingkatan prefektur, kota dan desa.
Hasil survei mengungkapkan, setidaknya setengah dari mereka berskala kecil dengan utang kurang dari 300 juta yen (US$ 2,8 juta).
Baca Juga: Aktivitas manufaktur Asia sentuh titik terendah, namun belum alami yang terburuk
Di antara mereka, 26 berasal dari sektor akomodasi, diikuti oleh 16 dari sektor restoran dan 10 perusahaan pakaian. Menurut wilayah, 38 kebangkrutan, yang merupakan lebih dari 30%, diajukan di Tokyo dan sekitarnya.
Mengutip The Star, kegagalan bisnis akibat wabah COVID-19 dikhawatirkan meningkat karena pihak berwenang terus meminta warga untuk tinggal di rumah dan memperketat kontrol perbatasan. Tentunya hal ini sangat mengurangi pengeluaran oleh wisatawan dan konsumen asing dan domestik, kata para analis.