kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.503.000   7.000   0,47%
  • USD/IDR 15.469   31,00   0,20%
  • IDX 7.723   -12,11   -0,16%
  • KOMPAS100 1.200   -1,91   -0,16%
  • LQ45 958   -0,97   -0,10%
  • ISSI 232   -0,58   -0,25%
  • IDX30 492   -0,52   -0,10%
  • IDXHIDIV20 591   0,04   0,01%
  • IDX80 137   -0,18   -0,13%
  • IDXV30 142   -0,21   -0,15%
  • IDXQ30 164   -0,28   -0,17%

Kekayaan Konglomerat Perusahaan Pengiriman Online yang Meledak Saat Pandemi Menyusut


Rabu, 04 Oktober 2023 / 14:54 WIB
Kekayaan Konglomerat Perusahaan Pengiriman Online yang Meledak Saat Pandemi Menyusut
ILUSTRASI. Perusahaan pengiriman DoorDash. Kekayaan Konglomerat Perusahaan Pengiriman Online yang Meledak Saat Pandemi Menyusut


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Dari San Francisco hingga Istanbul, para pendiri perusahaan pengiriman online yang meledak dan menjadi miliarder selama pandemi ini terpaksa harus rela melihat nilai kekayaannya menyusut.

Menurut Bloomberg Billionaires Index, dari enam miliarder terkenal, empat di antaranya telah kehilangan status miliardernya. Kelompok tersebut, yang mencakup para pendiri Getir di Turki, Just Eat Takeaway.com di Amsterdam, serta Instacart dan DoorDash di Silicon Valley, secara kolektif telah mengalami kerugian total lebih dari U$ 15 miliar.

Selama pandemi, ketika konsumen terjebak di rumah, investor menggelontorkan uang ke perusahaan pengiriman makanan dan bahan makanan. Kini setelah seluruh dunia kembali dibuka dan permintaan melemah, valuasi perusahaan-perusahaan yang tadinya banyak menghabiskan uang telah dipangkas karena perusahaan-perusahaan tersebut menyadari tantangan yang ada di masa depan.

Baca Juga: Indonesia Masuk dalam Jajaran 10 Negara Terkaya Asia, Kalahkan Arab Saudi & Iran

Matthias Schu, dosen di Lucerne Business School mengatakan bahwa akal sehat saja sudah memperjelas bahwa tingkat pertumbuhan tahunan yang tinggi merupakan fenomena luar biasa dan tidak dapat dipertahankan pada tingkat yang sama selama bertahun-tahun.

Menjelang IPO bulan September, Instacart menyebut pandemi sebagai salah satu faktor risikonya. Pada bulan Juli, Jitse Groen dari Just Eat Takeaway mengatakan perusahaannya maih sensitif terhadap tren Covid sebagai prediktor permintaan, dengan pesanan meningkat seperempat karena kebangkitan kasus Covid.

Sementara Tony Xu dari DoorDash mengatakan ada banyak masalah yang perlu diatasi dalam lanskap e-commerce pascapandemi.

Adapun Nazim Salur dari Getir, yang mengumpulkan kekayaan US$ 5 miliar selama pandemi, adalah orang terbaru yang kehilangan status miliardernya, menurut analisis Bloomberg dan laporan Financial Times yang mengatakan putaran pendanaan terbaru Getir membuat valuasi perusahaan turun hampir 80% per tahun.

Baca Juga: 10 Cara Berhemat ala Warren Buffett yang Gampang Dilakukan

Bahkan ketika pandemi telah mereda dan permintaan melambat dalam beberapa tahun terakhir, Getir masih berupaya untuk melakukan ekspansi.

Setelah melaporkan kerugian sebesar US$ 529 juta pada tahun 2021, perusahaan ini memikat pelanggan dengan waktu pengiriman 10 menit dan menghabiskan US$ 1,2 miliar untuk mengakuisisi pesaingnya asal Jerman, Gorillas Technologies pada tahun 2022.

Getir juga berekspansi ke Amerika Serikat dan Eropa Barat, namun menarik diri dari beberapa negara Eropa pada awal tahun ini. Sarur mengatakan pada rapat staf bulan Juli bahwa pasar Turki adalah satu-satunya unit yang menguntungkan.

Pada bulan Agustus, perusahaan mengatakan akan memangkas lebih dari 10% tenaga kerjanya, atau sekitar 2,500 karyawan, secara global. Walau demikian, juru bicara Getir menolak berkomentar.

Instacart, yang di suntik oleh pemodal ventura sebanyak US$ 39 miliar pada Maret 2021, mulai diperdagangkan secara publik pada 19 September, diperdagangkan sekitar seperempat dari penilaian tersebut. Saham tersebut naik 12% pada hari pertama perdagangannya, memberi salah satu pendiri Apoorva Mehta kepemilikan saham sebesar US$ 1,1 miliar, turun dari kekayaan puncaknya sebesar US$ 3,5 miliar.

Baca Juga: Lama Menghilang, Miliarder China Jack Ma Diketahui Tinggal Diam-diam di Negara Ini

Sementara itu, Andy Fang dari DoorDash kehilangan gelar miliardernya, sementara pendiri lainnya Xu dan Stanley Tang nyaris tidak dapat mempertahankan status mereka. Saham perusahaan pengiriman makanan ini telah anjlok lebih dari 60% sejak mencapai puncaknya pada November 2021.

Pendiri lainnya, Groen dari Just Eat Takeaway, memiliki kekayaan hampir US$ 2 miliar pada Oktober 2020, namun 85% kekayaannya menguap karena harga saham perusahaan tersebut anjlok.

Perwakilan DoorDash dan Just Eat Takeaway menolak mengomentari perhitungan tersebut, sementara Instacart tidak menanggapi permintaan komentar.

Tren yang sama juga terjadi di negara-negara berkembang seperti India dan Tiongkok, meskipun peraturannya lebih longgar dan biaya operasionalnya lebih rendah. Valuasi startup India, Swiggy, turun setengahnya pada bulan Mei, sementara pesaing lokalnya, Dunzo, kesulitan membayar karyawan dan meningkatkan modal baru.

Baca Juga: 7 Ramalan Menakjubkan Bill Gates tentang Masa Depan Dunia, Apa Saja?

Di Tiongkok, nilai pasar Daily Youxian, operator yang terdaftar di bursa AS, turun di bawah persyaratan minimum Nasdaq sebesar US$ 5 juta pada bulan Juli dan perusahaan tersebut berjuang untuk menghindari delisting.




TERBARU
Kontan Academy
Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK

[X]
×