kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kekurangan Personel Militer yang Parah, Rusia Diduga Rekrut Penjahat yang Dihukum


Jumat, 02 September 2022 / 06:04 WIB
Kekurangan Personel Militer yang Parah, Rusia Diduga Rekrut Penjahat yang Dihukum
ILUSTRASI. Militer Rusia mengalami kekurangan personel saat berperang dengan Ukraina. Sputnik/Mikhail Klimentyev/Kremlin via REUTERS


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Militer Rusia mengalami kekurangan personel saat berperang dengan Ukraina. Menurut seorang pejabat AS yang mengutip intelijen AS, Rusia saat ini berusaha merekrut anggota layanan kontrak dan bahkan mungkin menarik penjahat yang dihukum.

Melansir Reuters, Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani dekrit pada Kamis lalu untuk meningkatkan jumlah angkatan bersenjata Rusia dari 1,9 juta menjadi 2,04 juta saat perang di Ukraina memasuki bulan ketujuh.

Moskow belum mengungkapkan kerugian apa pun dalam konflik itu sejak minggu-minggu pertama, tetapi pejabat Barat dan pemerintah Kyiv mengatakan jumlahnya mencapai ribuan.

"Militer Rusia menderita kekurangan personel yang parah di Ukraina," kata pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim.

Pejabat itu mengatakan, dirinya meyakini bahwa kementerian pertahanan Rusia sedang berusaha untuk merekrut anggota layanan kontrak untuk menebus kekurangan personel ini. 

Baca Juga: Pemimpin Uni Soviet Terakhir Mikhail Gorbachev Wafat pada Usia 91 Tahun

"Itu termasuk dengan memaksa tentara yang terluka untuk masuk kembali ke pertempuran, memperoleh personel dari perusahaan keamanan swasta, dan membayar bonus untuk wajib militer," paparnya.

Dia menambahkan, "Secara terpisah, kami memiliki laporan yang kredibel bahwa Kementerian Pertahanan Rusia juga kemungkinan akan mulai merekrut penjahat yang dihukum di Ukraina dengan imbalan pengampunan dan kompensasi finansial," kata pejabat itu.

Sebelumnya diberitakan, Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani dekrit pada hari Kamis (25/8/2022) untuk meningkatkan jumlah angkatan bersenjata Rusia dari 1,9 juta menjadi 2,04 juta saat perang di Ukraina memasuki bulan ketujuh.

Baca Juga: Intelijen AS: Militer Rusia Mulai Kekurangan Personel di Medan Perang

Mengutip Reuters, Moskow belum mengungkapkan kerugian apa pun dalam konflik itu sejak minggu-minggu pertama. Akan tetapi, pejabat militer Barat dan pemerintah Kyiv mengatakan jumlahnya mencapai ribuan.

Peningkatan tersebut termasuk peningkatan 137.000 personel tempur menjadi 1,15 juta. Menurut keputusan yang diterbitkan di portal legislatif pemerintah, kebijakan tersebut mulai berlaku pada 1 Januari.

Terakhir kali Putin menetapkan jumlah tentara Rusia adalah pada November 2017, ketika jumlah personel tempur ditetapkan 1,01 juta dari total angkatan bersenjata, termasuk non-kombatan, sebanyak 1,9 juta.




TERBARU

[X]
×