Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - GUANGZHOU. Berlebihnya kapasitas produksi di China berpotensi menjadi masalah global. Kekhawatiran tersebut diungkapkan Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen dalam pertemuan dengan pejabat China.
"Kelebihan kapasitas bukan masalah baru, namun saat ini semakin meningkat. Kami melihat muncul risiko di sektor-sektor baru," kata Yellen di Guangzhou, kemarin, seperti dikutip Reuters.
Yellen menyebut, skala ekonomi China terlalu besar. Alhasil, ketika negara asal panda ini mengekspor kelebihan produksinya ke luar negeri, langkah ini justru bisa menekan ekonomi negara lain.
Baca Juga: Begini Aturan Membawa Muatan Kendaraan Listrik di Kapal Penyeberangan
Saat ini, China memang banyak mengekspor hasil produksi yang tidak terserap di dalam negeri. Produk yang diekspor antara lain kendaraan listrik, panel surya dan semikonduktor.
Yellen menyebut, ini tidak sehat bagi China dan merugikan produsen di negara lain. Ia mendesak China membiarkan ekonomi tumbuh sesuai permintaan pasar, alih-alih didorong investasi negara.
Perlakuan tidak adil
Dalam kunjungan kerja, Yellen juga berdiskusi dengan China untuk memerangi perubahan iklim dan kegagalan pasar keuangan. Yellen mengatakan, kelompok kerja keuangan kedua negara telah berupaya mengambil langkah untuk mengurangi risiko keuangan dari potensi kegagalan bank di kedua negara.
"Kami telah mengadakan pertukaran teknis, termasuk latihan tentang bagaimana menangani kegagalan sebuah bank besar di AS atau di China," kata Yellen.
Baca Juga: Rekomendasi Saham Pilihan Usai IHSG Berfluktuasi Kencang Sebelum Libur Panjang
Selain kelebihan kapasitas, Yellen juga menyampaikan kekhawatiran terkait memburuknya iklim bisnis di China bagi perusahaan asing. Mengutip survei Kamar Dagang dan Industri AS, sepertiga perusahaan AS di China melaporkan perlakuan tidak adil dibandingkan perlakuan yang diberikan kepada para perusahaan lokal.
"Ini memberikan hambatan terhadap akses bagi perusahaan asing dan tidak baik bagi perusahaan Amerika," kata Yellen.
Tapi media pemerintah China menampik pernyataan Yellen soal kelebihan kapasitas. Media China menyebut AS justru menerapkan standar ganda.
Media China menyebut, dalam ekonomi, sudah lumrah kelebihan produk secara alami akan mencari pasar di tempat lain. "Negara Barat juga telah melakukan hal tersebut selama berabad-abad, tapi jika menyangkut China hal ini disebut sebagai masalah kelebihan kapasitas," tulis China Daily, seperti dikutip Reuters.
Wakil Menteri Perdagangan China juga menyebut pemerintah AS sendiri menerapkan tarif terhadap impor dari China.
Baca Juga: World Food Prices Rebound From Three-Year Low, Says UN Agency