Sumber: BBC,Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Lebih dari 18 juta orang - tiga kali lebih tinggi dari catatan resmi - mungkin meninggal karena Covid. Itu merupakan prediksi para peneliti.
Mengutip BBC, laporan mereka datang dua tahun sejak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pertama kali mendeklarasikan pandemi.
Tim peneliti angka kematian Covid-19 di Universitas Washington AS mempelajari 191 negara dan wilayah untuk apa yang mereka sebut sebagai angka kematian global yang sebenarnya.
Beberapa kematian berasal dari virus, sementara yang lain terkait dengan infeksi.
Ini karena tertular Covid bisa memperburuk kondisi medis lain yang sudah ada sebelumnya, seperti penyakit jantung atau paru-paru, misalnya.
Ukuran yang digunakan dalam mengukur angka kematian berlebih ini adalah berapa banyak lagi orang yang meninggal daripada yang diperkirakan dibandingkan dengan beberapa tahun terakhir, sebelum pandemi melanda.
Baca Juga: Per 10 Maret: Kasus Corona RI Tembus 5.847.900, Tetap Disiplin Prokes
Untuk menghitungnya, para peneliti mengumpulkan data melalui pencarian di berbagai situs web pemerintah, World Mortality Database, Human Mortality Database, dan European Statistical Office.
Tingkat kematian berlebih diperkirakan bervariasi secara dramatis menurut negara dan wilayah. Akan tetapi, tingkat global keseluruhan yang dihitung dalam penelitian ini adalah 120 kematian per 100.000 orang.
Itu berarti sekitar 18,2 juta kematian telah terjadi karena Covid dalam dua tahun antara awal 2020 dan akhir 2021 - tiga kali lipat dari 5,9 juta resmi yang sebenarnya tercatat.
Perkiraan kematian berlebih dihitung untuk periode studi penuh saja, dan bukan berdasarkan minggu atau bulan, karena kelambatan dan inkonsistensi dalam pelaporan data kematian Covid yang secara drastis dapat mengubah perkiraan, para peneliti menekankan.
Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, 10 Maret: Tambah 21.311 Kasus Baru, Terus Pakai Masker
Menurut penelitian yang dipublikasikan di The Lancet, tingkat tertinggi terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah di Amerika Latin, Eropa, dan Afrika sub-Sahara. Tetapi kematian juga cukup tinggi di beberapa negara berpenghasilan tinggi, seperti Italia dan sebagian AS.
Lima negara dengan perkiraan tingkat kematian tertinggi adalah:
- Bolivia
- Bulgaria
- Eswatini
- Makedonia Utara
- Lesotho
Lima negara dengan angka kematian terendah adalah:
- Islandia
- Australia
- Singapura
- Selandia Baru
- Taiwan
Sementara itu, mengutip Bloomberg, para peneliti menggunakan data mingguan atau bulanan tentang kematian dari semua penyebab dalam dua tahun terakhir dan hingga 11 tahun sebelumnya untuk 74 negara dan 266 negara bagian dan provinsi melalui pencarian situs web pemerintah, database kematian, dan Kantor Statistik Eropa.
Sebuah model statistik digunakan untuk memprediksi kematian berlebih untuk negara-negara yang tidak melaporkan data mingguan atau bulanan. Kematian berlebih 9,5 kali lebih tinggi dari yang dilaporkan di Asia Selatan dan 14,2 kali lebih tinggi di Afrika sub-Sahara, para peneliti menemukan.
Baca Juga: 5 Negara dengan Kematian Mingguan Tertinggi di Dunia Akibat Covid-19, Ada Indonesia
Karena populasinya yang besar, India saja menyumbang sekitar 22% atau 4,1 juta - dari kematian global. AS dan Rusia adalah yang tertinggi berikutnya dengan 1,1 juta masing-masing, diikuti oleh Meksiko, Brasil, dan Indonesia.
Pada akhirnya, para ilmuwan memperkirakan ada lebih dari 120 kematian untuk setiap 100.000 orang di seluruh dunia.
Studi ini menemukan 21 negara memperkirakan tingkat kematian lebih tinggi dari 300 per 100.000, dipimpin oleh Bolivia dan Bulgaria.