kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.777   18,00   0,11%
  • IDX 7.480   0,54   0,01%
  • KOMPAS100 1.157   2,51   0,22%
  • LQ45 918   4,40   0,48%
  • ISSI 226   -0,78   -0,35%
  • IDX30 474   2,88   0,61%
  • IDXHIDIV20 571   3,56   0,63%
  • IDX80 132   0,52   0,39%
  • IDXV30 140   1,17   0,84%
  • IDXQ30 158   0,64   0,41%

Kembali Berkuasa, Xi Jinping Terpilih Menjadi Presiden China untuk Periode Ketiga


Jumat, 10 Maret 2023 / 14:37 WIB
Kembali Berkuasa, Xi Jinping Terpilih Menjadi Presiden China untuk Periode Ketiga
ILUSTRASI. Presiden Tiongkok Xi Jinping melihat setelah memberikan suaranya selama Sidang Pleno Ketiga Kongres Rakyat Nasional (NPC) di Aula Besar Rakyat, di Beijing, Tiongkok, 10 Maret 2023


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID -  BEIJING. Xi Jinping secara resmi ditetapkan menjadi Presiden China untuk periode ketiga. Ia juga secara aklamasi dipilih menjadi Ketua Komisi Militer Pusat China.

Seperti dilansir Bloomberg, Jumat (10/3), para anggota parlemen Tiongkok dengan suara bulat memilih untuk memberikan masa jabatan ketiga bagi Xi Jinping sebagai presiden.

Xi memenangkan pemungutan suara di Kongres Rakyat Nasional dengan perolehan suara 2.952.000. Dengan perolehan suara itu, ia akan melanjutkan kepemimpinan untuk berkuasa selama lima tahun ke depan dan menunjukkan cengkeramannya yang tak tertandingi atas Partai Komunis China yang berkuasa.

Adapun, pada pertemuan legislatif tahunan menunjuk kembali Xi sebagai ketua Komisi Militer Pusat, sebuah jabatan yang membuatnya menjadi kepala angkatan bersenjata terbesar di dunia dalam hal personel aktif.

Baca Juga: China Minta Klarifikasi AS Soal Rencana Kunjungan Presiden Taiwan

Kongres Rakyat Nasional juga melantik mantan kepala anti-korupsi Zhao Leji sebagai pemimpin barunya. Selain itu, Kongres Rakyat Nasional juga memberikan jabatan wakil presiden China kepada Han Zheng, yang menggantikan Wang Qishan.

Han memiliki pengalaman memimpin kelompok partai yang mengawasi Hong Kong. Dalam beberapa tahun terakhir, Beijing telah memberlakukan undang-undang keamanan nasional, memenjarakan anggota oposisi politik, dan merombak sistem pemilihan untuk memastikan loyalis memimpin pusat keuangan.

Pemungutan suara sebagian besar bersifat prosedural, karena Xi mengamankan statusnya di puncak partai yang mendominasi politik di Tiongkok pada kongres besar di musim gugur.

Xi menggunakan acara tersebut untuk mengemas posisi-posisi puncak partai dengan sekutunya, sambil menyingkirkan saingan-saingan potensial untuk mendapatkan kekuasaan.

Manuver ini secara efektif membuang pendekatan kepemimpinan kolektif yang digunakan Tiongkok sejak reformasi dan eksperimen pembukaannya dimulai pada akhir 1970-an, sehingga menimbulkan kekhawatiran di antara para investor dan pihak-pihak lain bahwa Xi tidak akan menghadapi pengawasan terhadap kekuasaannya atau pertanyaan-pertanyaan mengenai kebijakan.

Seorang mantan pesaing utama untuk memimpin Republik Rakyat Tiongkok (RRT) di masa depan, Hu Chunhua, bahkan tidak masuk ke dalam 24 anggota Politbiro partai yang beranggotakan 24 orang.

Indeks utama bursa saham China melemah pasca pengumuman itu, terbebani oleh ketidakpastian mengenai prospek ekonomi dan kurangnya katalis baru dari Kongres Rakyat China.

Jumat (10/3), Indeks Morgan Staley Capital International (MSCI) China merosot sebanyak 2,2% ke level terendah sejak 22 Desember 2022. Indeks ini memangkas beberapa kerugian setelah hasil pemungutan suara diumumkan.

Adapun, Xi telah menggunakan pertemuan tahunan Kongres Rakyat Nasional tahun ini untuk merombak pemerintahnya agar dapat bersaing dengan lebih baik dalam persaingan yang semakin ketat dengan Amerika Serikat (AS).

Pada hari Selasa, China mengumumkan rencana untuk memperkuat pengawasan sistem keuangannya yang bernilai US$ 60 triliun, membentuk sebuah badan baru untuk mengelola data dan merestrukturisasi Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Tujuannya adalah untuk mengalokasikan sumber daya dengan lebih baik untuk mengatasi tantangan-tantangan dalam teknologi utama dan inti serta bergerak lebih cepat menuju kemandirian yang lebih besar dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.

Baca Juga: Xi Jinping Kecam Pengendalian, Pengepungan, dan Penindasan yang Dipimpin AS ke China


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×