Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks S&P 500 jatuh untuk hari ketujuh berturut-turut pada Jumat (29/2). Ini membuat indeks benchmark tersebut mengalami penurunan mingguan terbesar sejak krisis keuangan global 2008.
Sentimen dari kekhawatiran yang berkembang bahwa virus corona yang menyebar cepat dapat mendorong ekonomi ke dalam resesi menjadi pemberat. Untungnya, bursa saham Amerika Serikat (AS0 ini bisa mendapatkan kembali kekuatan di akhir perdagangan.
Indeks Dow Jones dan Nasdaq juga mencatat penurunan persentase mingguan terdalam sejak Oktober 2008.
Nasdaq berhasil menguat tipis 0,01% setelah jatuh sebanyak 3,5% sepanjang sesi. Setelah jatuh sebanyak 4,2% - lebih dari 1.000 poin - Dow Jones mengakhiri hari dengan turun 1,4%.
Baca Juga: Virus corona menyebar di tiga benua, pasar bersiap untuk resesi global
Tapi, setelah bel, S&P 500 e-mini futures naik sekitar 1% dan Invesco QQQ Trust ETF naik 1,3% dalam perdagangan yang diperpanjang.
Pada Kamis (28/2), ketiga indeks telah mengkonfirmasi koreksi dengan menyelesaikan lebih dari 10% di bawah rekor penutupan tertinggi mereka.
Bursa saham mendapatkan beberapa dukungan setelah Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell mengatakan, fundamental ekonomi AS tetap kuat dan bahwa bank sentral akan bertindak sesuai untuk memberikan dukungan.
Tetapi investor telah menghabiskan sebagian besar hari dengan membuang ekuitas untuk masuk ke aset lindung nilai seperti US Treasury, mendorong imbal hasil tenor acuan 10-tahun ke rekor terendah keempat mereka minggu ini.