Sumber: Guardian | Editor: Djumyati P.
LONDON. Krisis Eropa dan pemotongan peringkat Moody’s telah membuat obligasi Spanyol melaju melewati batas psikologis 7%. Akibatnya Spanyol terancam akan mendapatkan peringkat status non investment grade dalam 3 bulan ini.
Apa sih sebenarnya yield surat utang?
Untuk membiayai kebutuhan publik, pemerintah selain mengumpulkan uang lewat pajak juga meminjam uang di pasar. Bentuk pinjaman ini dinamakan obligasi.
Yield sendiri, gampangnya dianggap sebagai suku bunga pinjaman atau obligasi. Artinya seberapa besar pemerintah harus membayar bank, institusi, atau negara yang telah membeli obligasinya. Sama seperti setiap orang harus membayar bunga untuk pinjamannya di bank.
Kenapa yield bisa naik atau turun?
Yield obligasi terkait dengan harganya. Pada saat orang-orang berebut membeli obligasi (memberikan pinjaman uang untuk negara), harga akan naik. Sama seperti harga saham atau rumah akan naik pada saat banyak orang memburunya.
Pada saat harga naik, yield akan turun. Banyak orang ingin membeli obligasi pemerintah kalau obligasi mengandung risiko kecil untuk gagal bayar. Akibatnya, pada saat yang sama pemerintah juga tidak harus membayar terlalu mahal untuk bisa mendapatkan bank atau negara mau memberikan pinjaman untuknya.
Pada saat harga turun karena banyak investor mulai enggan untuk meminjamkan utang bagi suatu negara, maka yield akan naik. Akibatnya, tentu saja pemerintah harus membayar bunga lebih tinggi untuk membujuk bank atau negara lain mau meminjamkan uang untuknya.
Kenapa menjadi masalah pada saat obligasi Spanyol memiliki yield lebih dari 7%?
Dalam kasus Spanyol, membayar bunga 7% untuk mendapatkan pinjaman baru akan menjadi sangat mahal bagi negara ini untuk membiayai kebutuhan public service-nya. Negara ini kemungkinan bisa terpojok dalam posisi untuk meminjam lebih banyak uang hanya untuk bisa membayar bunga pinjamannya. Mungkin bisa dianalogikan kita membayar utang kredit pemilikan rumah dengan kartu kredit. Tentu saja para investor tidak melihat kondisi seperti ini sebagai kondisi yang berpotensi untuk memberikan keuntungan.
Apa implikasi yang lebih besar dari yield 7%?
November tahun lalu, biaya pinjaman Italia menembus batas 7%. Akibatnya Silvio Berlusconi harus turun dari jabatan perdana menterinya dan penggantinya Mario Monti harus segera melakukan penghematan untuk bisa menenangkan para pembeli obligasi Italia.
Hal yang lebih buruk terjadi pada saat yield obligasi pemerintah Yunani, Irlandia, dan Portugis mendekati 7%. Pemerintah negara-negara itu terpaksa harus meminta bantuan dana talangan dari Uni Eropa dan International Monetary Fund karena mereka tak bisa lagi mendapat pinjaman di pasar. Itulah sebabnya angka 7% menjadi angka yang penting sebagai batas psikologis para investor.