Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Harga Bitcoin sukses menembus angka US$120.000 per keping pada pertengahan bulan Juli 2025, membuat para investor menaruh harapan tinggi pada mata uang kripto paling populer ini.
Pada titik tertingginya tanggal 14 Juli 2025, harga Bitcoin menyentuh angka US$120.290. Angka itu merupakan lonjakan hampir 15% selama sebulan terakhir.
Dilansir dari ABC News, kenaikan harga Bitcoin ini disebabkan oleh disahkannya undang-undang yang ramah terhadap kripto oleh Kongres Amerika Serikat.
Parlemen AS juga berencana untuk membahas Undang-Undang GENIUS (GENIUS Act), sebuah langkah yang didukung industri yang menetapkan aturan yang menargetkan stablecoin, yang merupakan jenis mata uang kripto yang dipatok dengan nilai aset lain, seringkali dolar AS.
Di mata para investor, undang-undang tersebut menawarkan perlindungan bagi konsumen, memungkinkan masuknya perusahaan keuangan konvensional, dan mengembangkan pasar mata uang digital.
Kini, optimisme di kalangan investor semakin tumbuh. Prediksi bahwa harga Bitcoin akan menyentuh angka US$200.000 pun mulai muncul.
Baca Juga: Tembus US$ 120.000 per Keping, Ini Penyebab Lonjakan Harga Bitcoin
Bisakah Harga Bitcoin Menyentuh US$200.000?
Harga Bitcoin tidak diragukan lagi bisa menyentuh angka tersebut, namun tidak tahun ini.
Analis utama Glassnode, James Check, mengatakan dalam lima tahun ke depan harga Bitcoin akan melewati, bahkan jauh di atas, US$200.000. Check berusaha menenangkan pasar dengan mengatakan bahwa fenomena tersebut belum akan terjadi tahun 2025.
Menurutnya, angka tersebut belum akan terwujud karena volume pembelian dirasa masih kurang tinggi.
"Bitcoin tidak mungkin mencapai US$200.000 tahun ini karena volume pembelian tidak meningkat cukup untuk terus mendorong harga lebih tinggi. Bagaimana kita bisa naik jika tidak ada volume?," kata Check, dikutip Cointelegraph.
Baca Juga: 10 Influencer Kripto Dunia yang Perlu Diikuti di Media Sosial
Mengingat tahun 2025 hanya tersisa kurang dari enam bulan, naiknya harga Bitcoin ke level US$200.000 memang akan sangat fantastis jika terjadi.
Check mengaku tidak akan mengambil risiko sampai situasi pasar sudah benar-benar stabil, termasuk terjadinya lonjakan volume pembelian.
"Sampai saya melihat volume itu muncul, sampai saya merasa sedikit lebih percaya diri, saya tentu tidak akan mengambil posisi pemodal apa pun. Saya mungkin tidak akan keluar dari kurva risiko sampai saya melihat bahwa pasar sudah stabil," pungkasnya.
Check mengajak para investor untuk menyaksikan lonjakan harga secara perlahan. Setelah ini, masih ada level US$130.000, US$140.000, US$150.000, dan seterusnya yang masih harus dicapai.
Tonton: Ditjen Pajak Siapkan Aturan Baru Pajak Kripto Ini Bocorannya