Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - KYIV. Pasukan Rusia melakukan serangan skala penuh pada Selasa (24/5) untuk mengepung pasukan Ukraina di kota kembar yang dibelah sungai di timur Ukraina, pertempuran yang bisa menentukan keberhasilan atau kegagalan Moskow.
Tepat tiga bulan setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan pasukan Rusia menyerang Ukraina, pihak berwenang di kota terbesar kedua di Ukraina, Kharkiv membuka kembali layanan kereta metro bawah tanah, tempat ribuan warga sipil berlindung selama berbulan-bulan.
Langkah tersebut merupakan bukti keberhasilan militer terbesar Ukraina dalam beberapa pekan terakhir, mendorong sebagian besar pasukan Rusia keluar dari jangkauan artileri Kharkiv, seperti yang mereka lakukan dari ibu kota Kyiv pada Maret lalu.
Baca Juga: Miliarder George Soros Sebut Invasi Rusia ke Ukraina Bisa Memicu Perang Dunia Ketiga
Tetapi, pertempuran yang menentukan dari fase terakhir perang masih berkecamuk lebih jauh ke selatan, di mana Rusia berusaha untuk merebut wilayah Donbas yakni Donetsk dan Luhansk, dan menjebak pasukan Ukraina di sebuah kantong di front utama timur.
"Sekarang kami mengamati fase paling aktif dari agresi skala penuh yang diluncurkan Rusia terhadap negara kami," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Ukraina Oleksandr Motuzyanyk dalam konferensi pers yang disiarkan televisi.
"Situasi di front (timur) sangat sulit karena nasib negara ini mungkin sedang diputuskan (di sana) sekarang," ujarnya, seperti dikutip Reuters.
Bagian paling timur dari kantong Donbas yang dikuasai Ukraina, Kota Sievierodonetsk di tepi timur Sungai Siverskiy Donets dan kembarannya Lysychansk di tepi barat, telah menjadi medan perang penting, dengan pasukan Rusia maju dari tiga arah untuk mengepung mereka.
Baca Juga: Duterte ke Putin: Saya Membunuh Penjahat, Tidak Membunuh Anak-Anak dan Orangtua
"Musuh telah memfokuskan upayanya melakukan serangan untuk mengepung Lysychansk dan Sievierodonetsk," kata Serhiy Gaidai, Gubernur Luhansk, di mana kedua kota tersebut termasuk di antara wilayah terakhir yang masih di bawah kendali Ukraina.
"Intensitas kebakaran di Sievierodonetsk telah meningkat beberapa kali, mereka hanya menghancurkan kota," ungkapnya yang menambahkan, ada sekitar 15.000 orang yang tinggal di kota itu, seperti dilansir Reuters.
Lebih jauh ke barat di Slovyansk, salah satu kota Donbas terbesar yang masih di tangan Ukraina, sirene serangan udara meraung pada Selasa tapi jalan-jalan masih ramai, dengan pasar penuh, anak-anak mengendarai sepeda, dan musisi jalanan bermain biola di supermarket.
Gaidai mengatakan, pasukan Ukraina telah mengusir Rusia dari Desa Toshkivka di selatan Sievierodonetsk. Separatis yang didukung Rusia menyebutkan, mereka telah menguasai Svitlodarsk, selatan Bakhmut. Tidak ada laporan yang dapat dikonfirmasi secara independen.