Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Panglima tertinggi AS di Pasifik memperingatkan para senator pada hari Kamis (10/4/2025) bahwa dukungan militer yang diberikan China dan Korea Utara kepada Rusia dalam perangnya melawan Ukraina menciptakan risiko keamanan di wilayah tersebut.
Alasannya, Moskow memberikan bantuan militer penting kepada keduanya sebagai balasannya.
Mengutip AP, Laksamana Samuel Paparo, kepala Komando Indo-Pasifik AS, mengatakan kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat bahwa China telah menyediakan 70% peralatan mesin dan 90% chip warisan kepada Rusia untuk membantu Moskow membangun kembali mesin perangnya.
Sebagai gantinya, katanya, China berpotensi mendapatkan bantuan dalam teknologi untuk membuat kapal selamnya bergerak lebih senyap, bersama dengan bantuan lainnya.
Para senator mendesak Paparo dan Jenderal Xavier Brunson, komandan Pasukan AS di Korea, mengenai kemajuan China di wilayah tersebut, termasuk ancaman terhadap Taiwan. Dan mereka juga mempertanyakan keberadaan militer AS di Korea Selatan, dan apakah negara itu harus dilindungi dari pemotongan personel.
Keduanya mengatakan pasukan AS saat ini di sana dan di seluruh Indo-Pasifik sangat penting bagi diplomasi di kawasan tersebut dan keamanan nasional Amerika, karena hubungan antara Rusia dan Tiongkok semakin erat. AS memiliki 28.500 pasukan di Korea Selatan.
Baca Juga: Zelensky: Lebih dari 150 Warga China Bertempur untuk Rusia di Ukraina
Paparo mengatakan Korea Utara mengirim "ribuan, mungkin ratusan ribu peluru artileri" dan ratusan rudal jarak pendek ke Rusia. Harapannya, katanya, Pyongyang akan mendapatkan dukungan pertahanan udara dan rudal permukaan-ke-udara.
"Ini adalah simbiosis transaksional di mana setiap negara memenuhi kelemahan negara lain untuk saling menguntungkan masing-masing negara," kata Paparo.
Dalam sambutan pembukaannya, Senator Roger Wicker dari Mississippi, ketua komite Partai Republik, mengatakan bahwa keselarasan yang lebih erat antara Rusia, Tiongkok, dan Korea Utara harus menjadi perhatian besar bagi semua pihak di Barat.
"Kekhawatiran ini kemudian harus mengarah pada tindakan. Jika kita ingin menjaga perdamaian dan stabilitas global, kita harus terus mengambil langkah-langkah sekarang untuk membangun kembali militer kita dan membangun kembali pencegahan," jelas Wicker.
Tonton: China kepada Rusia: Teman Selamanya, Tak Pernah Jadi Musuh
Brunson mengatakan Korea Utara telah menunjukkan kemampuan untuk mengirim amunisi dan pasukan ke Rusia sambil memajukan pengembangan kemampuan militernya sendiri, termasuk hipersonik.
"Upaya Korea Utara untuk mengembangkan senjata nuklir canggih dan rudal balistik menimbulkan ancaman langsung terhadap tanah air dan sekutu kita," Paparo menambahkan.