Sumber: NDTV | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Pada Jumat (12/9/2025), Moskow mengatakan bahwa perundingan damai dengan Ukraina ditunda.
Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump kembali memperingatkan bahwa ia mulai kehilangan kesabaran terhadap pemimpin Rusia Vladimir Putin. Akan tetapi, Trump tidak mengancam sanksi baru atas perang Ukraina.
Melansir NDTV, upaya Trump untuk mengakhiri perang tiga setengah tahun telah goyah dalam beberapa pekan terakhir. Pasalnya, Rusia menolak untuk berkompromi dan melanjutkan serangan darat dan udaranya.
Kebuntuan baru ini terjadi ketika Rusia dan Belarus meluncurkan latihan militer gabungan besar-besaran pada Jumat pagi, yang mengkhawatirkan NATO beberapa hari setelah Polandia menuduh Moskow meningkatkan ketegangan dengan menembakkan drone serang melalui wilayah udaranya.
Tiga putaran perundingan damai langsung antara Rusia dan Ukraina, serta pertemuan puncak antara Trump dan Putin di Alaska, gagal mencapai kemajuan apa pun dalam mengakhiri pertempuran.
Lebih lanjut, Putin telah berjanji untuk terus berjuang jika tuntutannya untuk perdamaian -- termasuk Ukraina yang harus menyerahkan lebih banyak wilayah -- tidak dipenuhi.
Baca Juga: Zelenskiy Mengklaim Serangan Rusia di Wilayah Ukraina Berhasil Digagalkan
"Para negosiator kami memiliki kesempatan untuk berkomunikasi melalui berbagai saluran. Namun untuk saat ini, mungkin lebih tepat untuk membicarakan jeda dalam perundingan dengan Kyiv," lapor kantor berita AFP mengutip pernyataan juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Peskov menambahkan, "Anda tidak bisa berpandangan muluk-muluk dan berharap proses negosiasi akan segera membuahkan hasil."
Trump telah berulang kali mengancam Moskow dengan sanksi tambahan jika tidak menghentikan serangannya, tetapi gagal menindaklanjutinya.
"Ini seperti kehabisan tenaga dan kehabisan tenaga dengan cepat, tetapi memang dibutuhkan dua orang untuk berdansa tango," kata Trump kepada televisi Fox ketika ditanya apakah kesabarannya habis karena penolakan Rusia untuk mengakhiri konflik.
Baca Juga: AS Desak G7 dan Uni Eropa Kenakan Tarif Bagi China dan India karena Beli Minyak Rusia
"Sungguh menakjubkan. Ketika Putin ingin melakukannya, Zelensky tidak. Ketika Zelensky ingin melakukannya, Putin tidak. Sekarang Zelensky ingin, dan Putin menjadi tanda tanya. Kita harus bertindak sangat, sangat tegas," tambahnya.