Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden AS ke-47, Donald Trump, menyatakan ketidakpuasannya terhadap Presiden Rusia, Vladimir Putin, di tengah perang yang terus berlanjut antara Rusia dan Ukraina.
Pernyataan tajam ini muncul di tengah tekanan internasional dan hubungan yang memanas antara Washington, Moskow, dan Kyiv.
Trump: “Putin Terus Beri Omong Kosong”
Berbicara kepada awak media usai rapat kabinet pada Selasa (8 Juli), Trump mengungkapkan kekesalannya terhadap Putin, terutama setelah serangkaian percakapan telepon yang intens selama beberapa minggu terakhir.
Baca Juga: Putin kepada Trump: Soal Ukraina, Rusia Tidak Akan Mundur dari Tujuan Awal
“Saya tidak senang dengan Putin. Bisa saya katakan itu dengan jelas sekarang,” ujar Trump mengutip Unilad.
“Kami terus mendapat banyak omong kosong dari Putin… Dia memang terdengar ramah di awal, tapi semua itu ternyata tidak berarti apa-apa,” tambahnya.
Komentar ini menandai pergeseran sikap Trump, yang sebelumnya dikenal memiliki hubungan yang relatif baik dengan pemimpin Rusia tersebut.
Pertimbangkan Sanksi Tambahan untuk Rusia
Dalam pernyataan lanjutan, Trump menyebut sedang mempertimbangkan secara serius sebuah RUU dari Senat yang bertujuan memberlakukan sanksi tambahan terhadap Rusia karena invasinya ke Ukraina.
“Saya mempertimbangkan itu sangat serius,” ujar Trump, tanpa menyebutkan isi rinci RUU tersebut.
Langkah ini menjadi sinyal bahwa Washington di bawah Trump mulai memperketat tekanan terhadap Moskow, meskipun sebelumnya sempat menahan bantuan militer kepada Ukraina.
AS Kembali Kirim Senjata ke Ukraina
Pada Senin (7 Juli), Trump juga mengonfirmasi bahwa AS akan mengirimkan tambahan senjata ke Ukraina, dalam bentuk persenjataan defensif, untuk mendukung pertahanan negara tersebut.
“Kami mengirimkan beberapa senjata defensif ke Ukraina, dan saya telah menyetujuinya,” ujar Trump.
Baca Juga: Trump: Tidak Ada Kemajuan Setelah Telepon dengan Putin
Menanggapi bantuan tersebut, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyampaikan apresiasi dan menyebut pengiriman senjata itu sebagai “kritis untuk menyelamatkan nyawa dan melindungi kota serta desa di Ukraina.”
“Kami memiliki semua pernyataan dan keputusan politik yang diperlukan. Sekarang, kami harus segera mengimplementasikannya,” kata Zelenskyy.
Isu Iran dan Hubungan AS–Rusia
Trump juga menyinggung pembicaraannya dengan Putin bulan lalu, usai serangan rudal AS terhadap sejumlah situs nuklir di Iran. Dalam percakapan tersebut, Putin disebut menawarkan bantuan terkait krisis Iran.
“Putin menelepon dan berkata, ‘bisakah saya bantu kamu dengan Iran?’ Saya bilang, ‘saya tidak butuh bantuan dengan Iran, saya butuh bantuan dengan kamu’,” kata Trump, saat akan menaiki Air Force One menuju KTT NATO di Belanda.
Trump menambahkan bahwa dirinya masih berharap bisa mencapai “kesepakatan besar” dengan Rusia, meski belum ada kejelasan apakah itu berkaitan dengan Ukraina atau isu lainnya.