kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.907.000   -4.000   -0,21%
  • USD/IDR 16.190   -5,00   -0,03%
  • IDX 6.861   -16,56   -0,24%
  • KOMPAS100 998   -3,78   -0,38%
  • LQ45 763   -2,67   -0,35%
  • ISSI 226   -0,88   -0,39%
  • IDX30 393   -1,47   -0,37%
  • IDXHIDIV20 454   -2,08   -0,46%
  • IDX80 112   -0,38   -0,34%
  • IDXV30 114   -0,31   -0,27%
  • IDXQ30 127   -0,98   -0,77%

Trump: Tidak Ada Kemajuan Setelah Telepon dengan Putin


Jumat, 04 Juli 2025 / 09:43 WIB
Trump: Tidak Ada Kemajuan Setelah Telepon dengan Putin
ILUSTRASI. U.S. President Donald Trump and Russian President Vladimir Putin hold a bilateral meeting at the G20 leaders summit in Osaka, Japan June 28, 2019. REUTERS/Kevin Lamarque


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID – WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan bahwa tidak ada kemajuan sama sekali dalam upaya mengakhiri perang di Ukraina setelah melakukan pembicaraan via telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis (3/7) waktu setempat.

Pernyataan Trump tersebut mempertegas stagnasi diplomasi antara Washington dan Moskow dalam konflik yang telah berlangsung sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 2022.

Baca Juga: Trump Pilih Tarif Tunggal Ketimbang Negosiasi Rumit, Surat Tarif Mulai Dikirim Jumat

“Saya tidak membuat kemajuan apa pun dengannya,” kata Trump singkat kepada wartawan di sebuah pangkalan udara di luar Washington sebelum berangkat ke Iowa untuk menghadiri acara kampanye.

Sementara itu, pihak Kremlin menyatakan bahwa dalam percakapan yang berlangsung hampir satu jam itu, Putin menegaskan kembali bahwa Rusia akan terus berupaya menyelesaikan 'akar penyebab' konflik, yakni isu perluasan NATO dan dukungan Barat terhadap Ukraina.

Tidak Bahas Penghentian Bantuan Senjata

Menurut Yuri Ushakov, penasihat Kremlin, tidak ada pembahasan mengenai jeda pengiriman senjata AS ke Ukraina dalam percakapan antara kedua pemimpin.

Baca Juga: Trump Menang Besar Usai Kongres Sahkan RUU Andalan

Seperti diketahui, AS tengah menghentikan sementara sejumlah pengiriman senjata penting ke Ukraina karena keterbatasan stok, di tengah meningkatnya serangan Rusia selama musim panas.

Kondisi ini mengkhawatirkan para pemimpin Ukraina. Presiden Volodymyr Zelenskiy menyatakan harapannya untuk berbicara langsung dengan Trump pada Jumat (4/7) guna membahas penghentian bantuan tersebut.

Situasi di Ukraina Masih Memanas

Hanya beberapa jam setelah telepon antara Trump dan Putin, serangan drone Rusia diduga menyulut kebakaran di sebuah apartemen di pinggiran utara Kyiv, menurut pejabat Ukraina.

Baca Juga: Trump Menaikkan Tarif Masuk Taman Nasional untuk Wisatawan Asing

Di pusat kota Kyiv, saksi Reuters melaporkan adanya ledakan dan tembakan senjata berat dari unit pertahanan udara. Di bagian timur Ukraina, lima orang dilaporkan tewas akibat penembakan Rusia.

Permintaan Rusia: Ukraina Tak Masuk NATO

Putin tetap bersikeras bahwa invasi Rusia akan berakhir hanya jika “akar penyebab” konflik diselesaikan.

Dalam hal ini, Rusia menuntut jaminan bahwa Ukraina tidak akan bergabung dengan NATO, serta penghentian dukungan militer Barat terhadap Kyiv.

Pemimpin NATO sebelumnya menyebut bahwa Rusia juga berupaya untuk memperluas pengaruhnya atas kebijakan politik di Kyiv dan beberapa ibu kota negara Eropa Timur lainnya.

Jeda Bantuan Senjata Membingungkan Ukraina

Jeda dalam pengiriman sistem pertahanan udara Patriot dari AS, yang vital bagi Ukraina dalam menghadapi rudal balistik Rusia, menimbulkan kebingungan terhadap posisi Trump saat ini.

Baca Juga: Kekayaan Donald Trump Bertambah hingga US$620 Juta Berkat Aset Kripto

Padahal, minggu lalu Trump sempat menyatakan akan mencoba menyediakan sistem pertahanan tersebut untuk Ukraina.

Pemerintah Ukraina bahkan telah memanggil pejabat sementara AS di Kyiv pada Rabu (3/7) untuk menyampaikan keprihatinan atas penghentian bantuan militer tersebut.

Rusia Tolak Format Negosiasi Tiga Pihak

Ushakov menambahkan, meskipun Rusia terbuka untuk terus berdialog dengan AS, negosiasi damai seharusnya terjadi langsung antara Moskow dan Kyiv, bukan dalam format tiga pihak.

Pernyataan itu muncul setelah laporan bahwa Rusia meminta diplomat AS keluar dari ruangan saat pertemuan di Istanbul pada awal Juni lalu, menurut pejabat Ukraina.

Terakhir, Ushakov memastikan bahwa tidak ada pembahasan soal pertemuan tatap muka antara Trump dan Putin dalam percakapan telepon tersebut.

Selanjutnya: Trump Pilih Tarif Tunggal Ketimbang Negosiasi Rumit, Surat Tarif Mulai Dikirim Jumat

Menarik Dibaca: Ariston Berusaha Jaring Pasar Peminat Efisiensi Energi RT di IndoBuildTech




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×