Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Departemen Keuangan AS mendesak negara-negara anggota Kelompok Tujuh (G7) dan sekutu Uni Eropa untuk mengenakan tarif yang signifikan atas barang-barang dari China dan India guna menghentikan pembelian minyak Rusia. AS juga mendesak adanya pertemuan darurat keuangan G7 untuk membahas upaya meningkatkan tekanan terhadap Moskow agar mengakhiri perangnya di Ukraina.
"Pembelian minyak Rusia oleh China dan India mendanai mesin perang Putin dan memperpanjang pembunuhan yang tidak masuk akal terhadap rakyat Ukraina," kata seorang juru bicara Departemen Keuangan AS dalam sebuah pernyataan melalui surel kepada Reuters.
"Awal pekan ini, kami menegaskan kepada sekutu Uni Eropa kami bahwa jika mereka serius ingin mengakhiri perang di wilayah mereka sendiri, mereka perlu bergabung dengan kami dan mengenakan tarif yang signifikan yang akan dicabut pada hari perang berakhir," tambah juru bicara tersebut.
Baca Juga: Pesta Usai, Produsen Mobil Eropa Tertekan Tarif AS dan Perang Harga di China
Presiden Donald Trump telah mengenakan tarif tambahan sebesar 25% atas impor dari India untuk menekan New Delhi agar menghentikan pembelian minyak mentah Rusia yang didiskon, sehingga total bea masuk hukuman atas barang-barang India menjadi 50% dan memperburuk negosiasi perdagangan antara kedua negara demokrasi tersebut.
Namun, Trump menahan diri untuk tidak mengenakan tarif tambahan atas impor China atas pembelian minyak Rusia oleh China, karena pemerintahannya sedang menjalani gencatan senjata perdagangan yang rumit dengan Beijing yang telah menurunkan tarif pembalasan dari lebih dari 100%.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent dijadwalkan berangkat ke Madrid pada hari Jumat untuk putaran pembicaraan berikutnya dengan mitranya dari China, Wakil Perdana Menteri He Lifeng, yang akan membahas isu-isu perdagangan, tuntutan Washington agar TikTok, perusahaan milik China, mendivestasikan operasinya di AS, dan isu-isu anti-pencucian uang.
Pada hari Jumat, Trump dalam sebuah wawancara dengan Fox News sebelumnya mengatakan bahwa kesabarannya terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin telah habis, tetapi tidak sampai mengancam sanksi baru terhadap Rusia.
Baca Juga: Jerman Terpukul Tarif AS: Ekspor Turun 0,6% di Juli 2025
Trump mengungkapkan rasa frustrasinya dalam wawancara tersebut atas kegagalan Putin untuk menghentikan perang meskipun Trump telah berupaya menciptakan perdamaian.
Trump mengatakan sanksi terhadap bank dan minyak merupakan opsi untuk ditingkatkan bersama dengan tarif untuk meningkatkan tekanan terhadap Rusia, tetapi menambahkan bahwa negara-negara Eropa juga perlu berpartisipasi.
"Kita harus bertindak dengan sangat, sangat tegas," kata Trump.
Juru bicara Departemen Keuangan mengatakan bahwa mitra-mitra G7 juga perlu meningkatkan tekanan terhadap Rusia.
"Pemerintahan Perdamaian dan Kemakmuran Presiden Trump sudah siap, dan mitra G7 kita perlu melangkah bersama kita," tambah juru bicara tersebut.