Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Artikel ini membahas mengenai kesenjangan ekonomi di Amerika. Namun, hal ini bisa dijadikan gambaran tentang kondisi yang terjadi di Indonesia.
Kesenjangan ekonomi mengacu pada distribusi aset yang tidak merata di antara penduduk suatu negara atau dunia.
Ini merupakan fenomena di mana sebagian kecil penduduk mengendalikan sebagian besar kekayaan. Sementara mayoritas penduduk hanya memiliki kekayaan yang relatif sedikit.
Kesenjangan ini memiliki implikasi yang luas bagi masyarakat, yang memengaruhi segala hal mulai dari mobilitas ekonomi hingga kohesi sosial.
Mengutip New Trader U, artikel ini membahas mengenai faktor-faktor utama yang berkontribusi terhadap kesenjangan kekayaan yang semakin lebar dan mengkaji mengapa orang kaya menjadi semakin kaya ketimbang kelompok kelas lainnya:
1. Kekuatan Peracikan: Pertumbuhan Eksponensial dari Waktu ke Waktu
Inti dari akumulasi kekayaan terletak pada prinsip peracikan. Konsep keuangan ini menggambarkan bagaimana nilai investasi meningkat dari waktu ke waktu ketika pendapatan dari suatu aset—keuntungan modal, dividen, dan bunga—bertambah untuk menghasilkan keuntungan.
Bagi orang kaya, ini menciptakan mesin pertumbuhan eksponensial yang kuat.
Baca Juga: Ini Nilai Kekayaan Bersih yang Mendefinisikan Kelas Atas, Menengah, dan Bawah
2. Pendapatan Tinggi: Batu Loncatan untuk Akumulasi Kekayaan yang Lebih Besar
Pendapatan tinggi memberikan gaya hidup yang nyaman dan berfungsi sebagai katalisator yang kuat untuk akumulasi kekayaan.
Setelah menutupi biaya hidup, mereka yang berpenghasilan lebih tinggi dapat mengalokasikan lebih banyak pendapatan mereka untuk tabungan dan investasi. Peningkatan kapasitas untuk menabung dan berinvestasi ini menciptakan keuntungan substansial dalam membangun kekayaan dari waktu ke waktu.
Keuntungan lain yang dimiliki oleh para penerima pendapatan tinggi adalah kemampuan untuk memanfaatkan utang secara efektif.
Mereka sering kali dapat meminjam dengan suku bunga yang lebih rendah untuk berinvestasi pada aset dengan hasil yang lebih tinggi, yang dapat meningkatkan pengembalian jika digunakan dengan bijaksana.
Kemampuan untuk menggunakan "uang orang lain" untuk menghasilkan kekayaan biasanya tidak tersedia bagi mereka yang berpenghasilan rendah atau stabilitas keuangan yang kurang.
Baca Juga: Turunnya Jumlah Kelas Menengah Berpotensi Menaikkan Kredit Macet
3. Aset yang Menghasilkan Uang: Kunci untuk Pendapatan Pasif dan Pembangunan Kekayaan
Kepemilikan aset yang menghasilkan uang merupakan faktor penting dalam akumulasi kekayaan yang berkelanjutan.
Aset-aset ini, seperti properti sewaan, bisnis, atau saham pembayar dividen, menghasilkan pendapatan rutin tanpa memerlukan tenaga kerja aktif yang konstan. Aliran pendapatan pasif ini menumbuhkan kekayaan bahkan ketika pemiliknya tidak bekerja secara aktif.
4. Kepemilikan dan Apresiasi Aset: Strategi Pertumbuhan Jangka Panjang
Kepemilikan aset yang mengalami apresiasi seperti real estat dan saham adalah cara utama orang kaya meningkatkan kekayaan mereka dari waktu ke waktu. Aset ini cenderung tumbuh nilainya, sering kali melampaui inflasi dan memberikan pengembalian jangka panjang yang substansial.
Demikian pula, pasar saham secara historis telah memberikan keuntungan jangka panjang yang kuat.
Baca Juga: Potensi Penerimaan Pajak Dari Crazy Rich Indonesia Bisa Capai Rp 50 Triliun
5. Peran Inflasi: Bagaimana Inflasi Semakin Memperlebar Kesenjangan Ekonomi
Meski inflasi mengikis daya beli uang, inflasi juga sering kali meningkatkan harga aset, yang menguntungkan mereka yang memilikinya.
Fenomena ini, yang dikenal seperti inflasi harga aset, memungkinkan pemilik aset melihat nilai nominal kepemilikan mereka meningkat seiring waktu.
Inflasi juga memberikan keuntungan bagi mereka yang telah meminjam untuk berinvestasi dalam aset. Ketika tingkat harga umum meningkat, nilai riil utang menurun. Seiring waktu, individu kaya yang telah memanfaatkan utang untuk memperoleh aset menemukan bahwa biaya riil utang mereka berkurang sementara nilai aset mereka meningkat.
Baca Juga: 4 Tanda Utama Seseorang Termasuk dalam Warga Kelas Bawah Tanpa Menyadarinya
6. Siklus Akumulasi Kekayaan: Siklus yang Memperkuat Diri Sendiri
Ketika kita mempertimbangkan semua faktor ini bersama-sama, kita dapat melihat bagaimana mereka menciptakan siklus akumulasi kekayaan yang memperkuat diri sendiri bagi orang kaya:
- Orang kaya memiliki lebih banyak modal untuk diinvestasikan, yang lebih menguntungkan mereka dari pengembalian majemuk.
- Pendapatan mereka yang tinggi memberikan kapasitas yang lebih besar untuk menabung dan berinvestasi.
- Mereka memiliki akses ke peluang investasi eksklusif dengan potensi pengembalian yang lebih tinggi.
- Mereka dapat meminjam dengan suku bunga yang lebih rendah untuk berinvestasi, sehingga meningkatkan keuntungan mereka.
- Kepemilikan aset yang nilainya meningkat dan menghasilkan arus kas akan meningkatkan pendapatan dan kekayaan bersih mereka dari waktu ke waktu.
Siklus ini membuat mereka yang sebelumnya tidak kaya semakin sulit untuk mengejar ketertinggalan. Ketika orang kaya semakin kaya, kemampuan mereka untuk menghasilkan kekayaan meningkat, sehingga memperlebar kesenjangan antara kelompok kaya dengan penduduk lainnya.