Sumber: White House | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON D.C. Kamis, 13 April 2020, jadi hari yang bersejarah dalam hubungan diplomatik antara Amerika Serikat (AS), Uni Emirat Arab (UEA), dan Israel.
Difasilitasi oleh AS, perjanjian perdamaian bersejarah antara UEA dan Israel akhirnya dapat diselesaikan. Setelah hampir setengah abad, kedua negara akhirnya sepakat untuk menormalisasi hubungan diplomatik mereka.
"Tidak ada yang mengira ini adalah sesuatu yang bisa terjadi. Ini adalah terobosan diplomatik terpenting sejak perjanjian damai Mesir-Israel, yang ditandatangani lebih dari 40 tahun yang lalu," ungkap Presiden AS, Donald Trump, pada konferensi pers di Gedung Putih, hari Kamis (13/8) waktu setempat.
Dalam konferensi persnya di Gedung Putih ini Trump juga mengucapkan terima kasih kepada para pemimpin negara Israel dan UEA atas kemauannya menjajaki kesepakatan damai.
"Saya ingin berterima kasih pada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dari Israel dan Putra Mahkota Mohammed bin Zayed dari UEA, dua orang yang luar biasa, atas visi dan kepemimpinan mereka," ungkap Trump.
Baca Juga: Respons keras Iran atas kesepakatan Uni Emirat Arab - Israel
Setelah ini Trump berharap bisa menjamu kedua pemimpin negara secara langsung di Gedung Putih untuk menandatangani perjanjian secara resmi. Trump memperkirakan pertemuan bersejarah ini akan terlaksana dalam tiga minggu ke depan di Washington.
Dalam perjanjian damai ini ada sejumlah poin penting yang hendak dicapai. Tentunya semua akan memberikan manfaat bagi negara-negara yang terlibat.
Melalui perjanjian ini, ungkap Trump, umat Islam akan memiliki kesempatan yang lebih luas untuk mengunjungi banyak situs religi, termasuk Masjid Al-Aqsa yang memang memiliki nilai sejarah yang penting bagi umat Islam.
Trump menilai ini adalah langkah monumental untuk menjalin hubungan kerja sama di Timur Tengah dan meyakini bahwa hal ini mampu membuat setiap negara yang terlibat menjadi lebih maju.
Dalam konferensi persnya, Trump juga meyampaikan bahwa Israel akan menangguhkan aneksasi permukiman Tepi Barat yang selama ini menjadi pusat permasalahan besar. Terkait dengan rencana penangguhan aneksasi wilayah Tepi Barat Palestina, Trump melihat adanya perdamaian antara Israel dan Palestina.
Saat ini Palestina disebut belum terlibat secara langsung dalam pembicaraan terkait penangguhan aneksasi di wilayah Tepi Barat.
Baca Juga: UEA, Amerika Serikat, dan Israel sepakat stop aneksasi wilayah Palestina