Sumber: Bloomberg, Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
COPENHAGEN. Sebentar lagi, perundingan Pemerintah Islandia dengan International Monetary Fund (IMF) sepertinya bakal menemukan titik temu. Menurut Menteri Perindustrian Oessur Skarphedinsson, selain mendapat bantuan dari IMF, negeri yang terletak di Eropa itu juga bakal mendapatkan bantuan finansial dari negara-negara tetangganya Nordic dan Jepang.
Asal tahu saja, Islandia memang membutuhkan bantuan dari IMF dan negara-negara Nordic setelah sistem perbankannya mengalami kolaps yang kemudian berdampak pada pembekuan pasar bursa. Hal tersebut membuat para importir semakin sulit untuk melakukan transaksi. Parahnya, Glitnir Bank hf, Landsbanki Islands hf dan Kaupthing Bank hf terbelit utang yang besarnya mencapai US$ 61 miliar. Angka tersebut 12 kali lebih besar dari nilai kapitalisasi perekonomian Islandia.
IMF sendiri sudah mempersiapkan rencana kepada Pemerintah Islandia, yang saat ini juga mencari bantuan dana dari Rusia. Menurut harian The Financial Times dan New York Times, anggaran penyelamatan tersebut bernilai US$ 6 miliar.
“Berdasarkan laporan dari para diplomat kami, sangat jelas, kalau sudah ada kesepakatan antara IMF dan Islandia, maka negara-negara tetangga juga mau membantu. Kami bahkan sudah mendapatkan beberapa komitmen fasilitas pinjaman yang sangat lunak,” jelas Skarphedinsson. Ia juga bilang, beberapa negara seperti Norwegia, Swedia dan Denmark sepertinya juga akan bergabung dengan IMF dan Jepang untuk memberikan bantuan kepada Islandia.
“Kami merupakan bagian dari keluarga Nordic. Negara-negara Nordic merupakan beberapa negara yang turut andil dalam membantu kami melalui krisis ini,” jelasnya. Kabarnya, Bank Sentral Denmark, Norwegia dan Swedia pada Mei lalu telah memberikan Islandia fasilitas euro swap yang total nilainya mencapai 1,5 miliar euro atau US$ 2 miliar. Dari jumlah tersebut, sampai saat ini, bank sentral Islandia sudah menggunakan sekitar 400 juta euro.
Menurut Lars Christensen, chief analyst Danske Bank A/S di Copenhagen, perekonomian Islandia diperkirakan akan tertekan sebesar 10%. Pada 15 Oktober lalu, bank sentral negeri itu sudah memangkas tingkat suku bunga acuan 3,5% menjadi 12%. Hal itu mengindikasikan, bank sentral tengah berupaya menekan laju inflasi di negara tersebut. Christensen memprediksi, harga barang-barang dalam beberapa bulan ke depan akan mengalami kenaikan hingga 75%.