kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   4.000   0,28%
  • USD/IDR 15.405   0,00   0,00%
  • IDX 7.812   13,98   0,18%
  • KOMPAS100 1.184   -0,59   -0,05%
  • LQ45 959   0,88   0,09%
  • ISSI 227   0,13   0,06%
  • IDX30 489   0,88   0,18%
  • IDXHIDIV20 590   1,24   0,21%
  • IDX80 134   -0,05   -0,04%
  • IDXV30 139   -1,25   -0,90%
  • IDXQ30 163   0,24   0,15%

Ketika dentuman musik, dansa dan pelukan menyatu di Pure Beach, Arab Saudi


Senin, 25 Oktober 2021 / 12:06 WIB
Ketika dentuman musik, dansa dan pelukan menyatu di Pure Beach, Arab Saudi
Suasana hiburan?pada pantai Pure Beach?di King Abdullah Economic City, utara pusat kota Jeddah, Arab Saudi.


Sumber: France 24 | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JEDDAH. Bagi Asma, menghabiskan satu hari di pantai dengan pacarnya tidak terpikirkan sampai saat ini di Arab Saudi yang sangat konservatif.

Kini, perempuan berusia 32 tahun itu berdansa dengan pasangannya di atas pasir putih di tepi Laut Merah, Pure Beach, diiringi dentuman musik dari pengeras suara.

Ini adalah pengingat kecil dari perubahan yang sedang berlangsung di negara kerajaan tersebut, yang berusaha melonggarkan beberapa struktur sosial yang ketat dalam dorongan modernisasi dan pada saat yang sama sebagai tindakan keras terhadap perbedaan pendapat.

Musik dilarang di tempat umum di Arab Saudi hingga tahun 2017, sebuah tindakan yang diberlakukan oleh polisi agama. Lalu, perempuan diizinkan mengemudi setahun kemudian. 

Baca Juga: Arab Saudi menargetkan 30% kendaraan listrik di Riyadh tahun 2030

Pantai biasanya masih dipisahkan antara pria dan wanita. Tetapi dengan masing-masing membayar 300 riyal Saudi atau sekitar US$ 80, Asma dan pacarnya dapat memasuki Pure Beach dekat Jeddah, dengan musik, tarian, dan taman air tiupnya.

"Saya senang bahwa saya sekarang bisa datang ke pantai terdekat untuk menikmati waktu saya," kata Asma kepada AFP yang dikutip France24.com. Ia mengenakan gaun biru di atas pakaian renangnya.

"Ini adalah lambang kesenangan ... itu adalah impian kami untuk datang ke sini dan menghabiskan akhir pekan yang indah."

Pengunjung pantai berenang di perairan pirus dan wanita mengenakan bikini, beberapa di antaranya merokok shisha. Saat matahari terbenam, para pemain menari mengikuti musik Barat di atas panggung yang terang saat pasangan berpelukan di dekatnya.

Di banyak negara, ini bukan pemandangan yang tidak biasa. Namun berbeda untuk Arab Saudi, yang menjadi tempat peninggalan-peninggalan suci Islam dan mendukung Wahabisme.

Pure Beach berada di King Abdullah Economic City, sekitar 125 kilometer (sekitar 80 mil) di utara pusat kota Jeddah.

"Saya dibesarkan di sini, dan beberapa tahun yang lalu kami bahkan tidak diizinkan untuk mendengarkan musik, jadi ini seperti surga," kata Hadeel Omar dari Mesir.

Baca Juga: Dibeli Putra Mahkota Arab Saudi, Newcastle United jadi klub terkaya dunia

Arab Saudi mengalami perubahan di bawah putra mahkota dan penguasa de facto, Mohammed bin Salman (MBS), yang berkuasa pada 2017.

Tapi MBS juga telah meluncurkan tindakan keras terhadap perbedaan pendapat, menahan aktivis hak-hak perempuan, ulama dan jurnalis. Sebuah laporan intelijen AS menuduhnya menyetujui pembunuhan terhadap jurnalis Jamal Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul tahun 2018 lalu.

Reformasi sosial kerajaan Teluk didorong oleh keinginan untuk mendiversifikasi ekonominya yang bergantung pada minyak, termasuk dengan menggenjot pariwisata dan pengeluaran domestik.

Hanya pelancong bisnis dan peziarah Muslim yang dapat berkunjung hingga 2019, ketika Arab Saudi mulai menawarkan visa turis.

Bilal Saudi, kepala acara di King Abdullah Economic City, mengatakan, Pure Beach menargetkan pengunjung lokal dan turis asing.

"Saya merasa bahwa saya tidak lagi harus bepergian (ke luar negeri) untuk bersenang-senang... karena semuanya ada di sini," kata Dima, seorang pengusaha muda Saudi, sambil bergoyang mengikuti musik.

Baca Juga: Arab Saudi menargetkan 30% kendaraan listrik di Riyadh tahun 2030

Staf di pantai mengatakan mereka tidak tahu apakah pasangan itu sudah menikah atau belum. Baru dua tahun yang lalu pasangan asing yang belum menikah diizinkan untuk berbagi kamar hotel.

Demi "privasi", seperti yang dikatakan staf, ponsel disita dan disimpan dalam kantong plastik.

"Saya terkejut dengan kebebasan dan keterbukaan di pantai, sesuatu yang akan dialami di Amerika Serikat," kata pengunjung pantai Mohammed Saleh.

Kehidupan malam seperti itu sampai saat ini merupakan kesenangan yang disediakan untuk orang asing, dan itupun hanya secara tidak resmi.

"Hidup itu sekarang normal (di Arab Saudi). Sebelumnya tidak normal," kata Asma menambahkan. 

Selanjutnya: Kurangi ketergantungan pada minyak, Arab Saudi bersiap menjadi pusat logistik global




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×