Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Kawasan Laut China Selatan bakal makin panas. Sebuah kapal perang Angkatan Laut AS berlayar di pulau-pulau yang diklaim oleh China di Laut China Selatan pada Rabu (17/2).
Reuters melaporkan, operasi bertajuk operasi kebebasan navigasi tersebut menandai langkah terbaru AS untuk menantang klaim teritorial China di Laut China Selatan, perairan yang diperebutkan banyak negara ini.
Armada ke-7 Angkatan Laut AS menyatakan, kapal perusak USS Russell menegaskan hak navigasi dan kebebasan di Kepulauan Spratly, sesuai dengan hukum internasional.
China mengklaim kedaulatan atas seluruh wilayah Laut China Selatan. Namun, Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam juga telah mengajukan klaim wilayah untuk beberapa atau semua pulau di wilayah ini.
Baca Juga: Biden: Jika diperlukan, memenangkan perang untuk jaga keamanan Amerika
Klaim teritorial China yang luas di perairan yang kaya sumber daya tersebut telah menjadi masalah tombol panas dalam hubungan China-AS yang semakin sulit.
Kedua negara berselisih tentang perdagangan, asal muasal pandemi COVID-19, Hong Kong, Taiwan dan tuduhan pelanggaran hak asasi manusia terhadap Muslim Uighur.
Washington mengecam apa yang disebutnya sebagai upaya Beijing untuk menindas negara tetangga China dengan kepentingan yang bersaing.
China telah berulang kali mengecam apa yang disebutnya upaya AS untuk memicu kerusuhan di kawasan itu dan mencampuri apa yang dianggapnya sebagai urusan internal China.
Kapal Angkatan Laut AS melewati Kepulauan Spratly mengikuti jalur latihan bersama dua kapal induk AS di Laut China Selatan dan kapal perang lain yang berlayar di dekat pulau Paracel yang dikendalikan China pada awal bulan ini.
Tindakan itu menunjukkan bahwa pemerintahan Joe Biden tidak akan mengurangi operasi yang menantang klaim Beijing setelah peningkatan yang terlihat selama pemerintahan Donald Trump.