CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Kian panas, Taiwan minta China akui insiden berdarah Tiananmen 1989


Kamis, 04 Juni 2020 / 18:06 WIB
Kian panas, Taiwan minta China akui insiden berdarah Tiananmen 1989
ILUSTRASI. Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengunjungi Komando Angkatan Darat ke-6 menjelang Tahun Baru Imlek, di Taoyuan, Taiwan, 25 Januari 2019. REUTERS/Tyrone Siu


Sumber: Channelnewsasia.com | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Taiwan meminta China untuk secara resmi mengakui tindakan kekerasan di Lapangan Tiananmen 1989, ketika pulau itu memperingati protes mahasiswa yang dilawan dengan tank.

"Di seluruh dunia, ada 365 hari dalam setahun. Namun di China, satu dari hari-hari itu sengaja dilupakan setiap tahun," kata Presiden Taiwan Tsai Ing-wen di akun Twitter, Kamis (4/6), seperti dikutip Channelnewsasia.com.

Tsai mengatakan, Beijing perlu menghadapi warisan insiden berdarah itu, sama seperti Taiwan terpaksa memperhitungkan masa lalunya yang otoriter sebelum transisi ke demokrasi pada 1990-an.

Baca Juga: Taiwan desak China minta maaf atas insiden Tiananmen, Beijing: Omong kosong

"Pernah ada satu hari yang hilang dari kalender kami, tetapi kami telah berusaha untuk mengungkapnya. Saya berharap, suatu hari China dapat mengatakan hal yang sama," ujar dia.

Komentar Tsai datang sehari setelah Mainland Affairs Council Taiwan meminta Beijing untuk melakukan "permintaan maaf yang tulus" atas tindakan kekerasan di Lapangan Tiananmen pada 4 Juni 1989.

Kementerian Luar Negeri China mencemooh permintaan maaf dari Taiwan tersebut. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian pada Rabu (3/6) menyebut permintaan itu sebagai "omong kosong".

Baca Juga: Larang peringatan Lapangan Tiananmen, AS: China berangus suara Hong Kong

Ketegangan antara Taipei dan Beijing telah melonjak sejak Tsai terpilih sebagai presiden pada 2016. Sebab, Tsai menganggap Taiwan sebagai negara merdeka secara de facto, bukan bagian dari China.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×