Sumber: South China Morning Post,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - PYONGYANG. Media pemerintah KCNA melaporkan pada hari Jumat, pimpinan Korea Utara Kim Jong-un telah mengirim pesan secara verbal kepada pemimpin China Xi Jinping. Hal in dilakukan selang beberapa minggu spekulasi tentang kesehatannya.
Melansir South China Morning Post, KCNA tidak menjelaskan apa yang dimaksud dengan "pesan verbal," dan tidak jelas apakah Kim dan Xi berbicara langsung.
Yang pasti, pesan itu terkait dengan fakta bahwa China telah sukses dalam mencegah penyebaran infeksi Covid-19.
Baca Juga: Korut: Latihan militer Korsel adalah provokasi besar yang menuntut reaksi
Rumor tentang kesehatan Kim telah menjadi perbincangan panas di dunia intenasional sejak ketidakhadirannya yang mencolok pada perayaan 15 April untuk ulang tahun kakeknya, yang notabene adalah pendiri Korea Utara. Tanggal tersebut merupakan hari paling penting dalam kalender politik negara itu.
Kim absen selama berminggu-minggu sebelum muncul kembali pada 2 Mei untuk pembukaan pabrik pupuk.
Menghilangnya sementara Kim memicu serangkaian rumor panas dan laporan yang belum dikonfirmasi mengenai kondisinya. Sementara, Amerika Serikat dan Korea Selatan bersikeras mereka tidak memiliki informasi yang bisa dipercaya bahwa dugaan itu benar adanya.
Baca Juga: Tak ada tanda operasi jantung, Korsel: Kim Jong Un batasi aktivitas karena corona
Reuters memberitakan, dalam laporan media Korea Utara yang terpisah Jumat, seorang juru bicara angkatan bersenjata Korea Utara menyebut latihan militer Korea Selatan untuk minggu ini "sembrono" dan "provokasi."
Sisi Korea Utara telah sering menggunakan latihan seperti itu sebagai kepura-puraan untuk memamerkan militernya sendiri.
"Langkah ceroboh dari para penghasut perang militer di sisi selatan adalah puncak dari konfrontasi militer yang akan membuat lidah mereka terikat bahkan oleh tuan mereka," kata juru bicara KCNA.
Baca Juga: Sebut Kim Jong Un meninggal, mantan diplomat senior Korea Utara minta maaf
Komentar itu muncul setelah Seoul menuduh pasukan Korea Utara Minggu menembaki personil Korea Selatan di zona demiliterisasi yang memisahkan kedua negara. Korea Selatan mengatakan tindakan itu melanggar perjanjian militer 2018 antara Presiden Moon Jae-in dan Kim untuk menangguhkan tindakan bermusuhan yang dapat memicu konflik.
Baca Juga: Ini alasan Putin beri medali Perang Dunia II ke Kim Jong Un
Beijing selama beberapa dekade khawatir tentang ketidakstabilan kepemimpinan di Korea Utara yang bersenjata nuklir yang dapat memicu krisis kemanusiaan di perbatasannya, atau bahkan jatuhnya rezim. Itu akan membuka pintu bagi munculnya Korea bersatu yang didukung oleh AS.