Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Anggota parlemen yang diberitahu oleh agen mata-mata mengatakan tidak ada tanda-tanda pemimpin Korea Utara Kim Jong Un operasi jantung ketika menghilang dari media pemerintah selama tiga pekan, tetapi ia mengurangi aktivitas publik karena virus corona.
Mengutip Reuters, Rabu (6/5), Kim menghadiri peresmian pabrik pupuk, menurut media resmi Korea Utara Sabtu (3/5), laporan pertama tentang kemunculannya di depan umum sejak 11 April.
Baca Juga: Ini alasan Putin beri medali Perang Dunia II ke Kim Jong Un
Ketidakhadirannya memicu spekulasi tentang kesehatan dan keberadaannya, dan media berita Korea Selatan melaporkan Kim sedang masa pemulihan dari operasi kardiovaskular, sementara CNN melaporkan bahwa para pejabat AS memantau intelijen bahwa ia dalam bahaya besar setelah operasi.
Setelah pertemuan dengan Badan Intelijen Nasional (NIS), anggota Komite Intelijen parlemen Korea Selatan mengatakan bahwa laporan itu tidak berdasar.
"NIS menilai bahwa setidaknya dia tidak mendapatkan prosedur atau operasi jantung," kata anggota komite Kim Byung kee kepada wartawan.
"Dia biasanya melakukan tugasnya ketika dia keluar dari mata publik."
"Setidaknya tidak ada masalah kesehatan terkait jantung."
Tetapi anggota parlemen itu mengatakan KIm Jong Un hanya tampil di depan publik 17 kali sepanjang tahun ini, dibanding rata-rata 50 kali pada tahun-tahun sebelumnya, yang oleh NIS mungkin dianggap sebagai efek wabah virus corona di Korea Utara.
"Kim Jong Un fokus pada konsolidasi urusan internal seperti pasukan militer dan pertemuan negara-partai, dan kekhawatiran virus corona semakin membatasi aktivitas publiknya," kata Kim Byung-kee.
"Meskipun Korea Utara menyatakan tidak ada kasus, tidak dapat disangkal bahwa ada wabah di sana mengingat mereka memiliki pertukaran orang-ke-orang yang aktif dengan China sebelum menutup perbatasan pada akhir Januari."
Korea Utara mengatakan tidak memiliki kasus yang dikonfirmasi. Menteri Unifikasi Korea Selatan Kim Yeon-chul, yang mengawasi urusan Korea Utara, mengatakan menghilangnya Kim dari publik tidak biasa karena negara itu telah mengambil langkah-langkah ketat untuk mencegah wabah.
Baca Juga: Sebut Kim Jong Un meninggal, mantan diplomat senior Korea Utara minta maaf
Anggota parlemen itu mengatakan Kim Jong Un telah memerintahkan langkah-langkah untuk mencegah penyakit itu, menstabilkan harga dan memperkuat disiplin militer, karena penutupan perbatasan dan penutupan pasar mendorong kenaikan harga pangan dan panic buying di ibukota Pyongyang.
Kim Byung-kee mencatat, kunjungan Kim ke pabrik pupuk tampaknya ditujukan untuk mengekspresikan tekadnya untuk mengurangi kekurangan makanan dan membangun ekonomi mandiri.