Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengatakan, keterlibatan Korea Utara dalam perang Rusia-Ukraina dapat dibenarkan.
Mengutip Reuters, dia menyebutnya sebagai pelaksanaan hak kedaulatan dalam membela "negara saudara".
Pernyataan Kim tersebut dilaporkan oleh media pemerintah KCNA pada Sabtu (10/5/2025).
"Partisipasi kami dalam konflik itu adil, dan itu termasuk dalam hak kedaulatan Republik kami," kata Kim, menurut KCNA.
Dia menambahkan, "Saya menganggap semua prajurit pemberani yang berpartisipasi dalam operasi Kursk sebagai pahlawan dan perwakilan tertinggi kehormatan bangsa."
Kim juga mengatakan Pyongyang tidak akan ragu untuk mengizinkan penggunaan kekuatan militer jika Amerika Serikat terus melakukan apa yang disebutnya provokasi militer terhadap Rusia.
Hingga akhir April, Korea Utara tidak secara resmi mengonfirmasi bahwa mereka telah mengirim lebih dari 10.000 tentara dan senjata ke Rusia.
Hubungan militer antar kedua negara tumbuh secara dramatis di bawah perjanjian kemitraan strategis komprehensif yang ditandatangani oleh Kim dan Presiden Rusia Vladimir Putin tahun lalu.
Baca Juga: Kim Jong Un Kunjungi Kedutaan Rusia saat Para Jenderal Korut Bertemu Putin
Diberitakan sebelumnya, pada Senin (28/4/2025), Korea Utara mengonfirmasi untuk pertama kalinya bahwa mereka telah mengirim pasukan untuk berperang bagi Rusia terkait perang dengan Ukraina atas perintah dari pemimpin Kim.
Korea Utara juga mengakui bahwa mereka telah membantu mendapatkan kembali kendali atas wilayah Rusia yang diduduki oleh Ukraina.
Reuters melaporkan, pengerahan ribuan pasukan Korea Utara yang belum pernah terjadi sebelumnya, serta sejumlah besar amunisi artileri dan rudal, memberi Rusia keuntungan medan perang yang krusial di wilayah Kursk barat dan telah mendekatkan kedua negara yang terisolasi secara ekonomi dan politik.
Tonton: Kim Jong Un Bangun Mega-resor Pariwisata di Korea Utara, Ada Ribuan Kamar Tersedia
Rusia mengakui pengerahan pasukan Korea Utara untuk pertama kalinya selama akhir pekan dan mengatakan pasukan Ukraina telah diusir dari desa Rusia terakhir yang mereka kuasai. Kyiv membantah klaim tersebut dan mengatakan pasukannya masih beroperasi di beberapa bagian wilayah Rusia.