kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kiprah John Brown menjadi jawara bisnis ortopedi dunia (1)


Jumat, 19 April 2019 / 09:25 WIB
Kiprah John Brown menjadi jawara bisnis ortopedi dunia (1)


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang, Yuwono Triatmodjo | Editor: Tri Adi

John Brown bukan orang baru dalam dunia bisnis. Pria yang kini menginjak usia 84 tahun itu telah meniti karier sebagai pebisnis setidaknya selama 32 tahun lebih. Ia merupakan nakhoda dari perusahaan yang bernama Stryker Corp. Pria kelahiran Atlanta, Georgia Amerika Serikat (AS) ini tercatat memiliki total kekayaan menembus US$ 4,1 miliar versi Forbes (15/4). Ia juga sempat masuk ke dalam daftar 400 orang terkaya di dunia pada  2015 silam, tepatnya di urutan 307.

Pria yang dikenal rendah hati ini mendapatkan kekayaannya tersebut dari Stryker Corp. Ia berhasil membawa valuasi perusahaannya dari hanya sebesar US$ 17 juta menjadi senilai US$ 6,7 miliar. Meski sudah mundur dari jabatannya sebagai Chief Executive Officer (CEO) pada tahun 2009, Brown tetap memperoleh pundi-pundi kekayaan lewat kepemilikan sahamnya di perusahaan binaannya itu. Brown memiliki 5% dari total saham perusahaan.

Melansir pemberitaan massdevice.com tahun 2015 silam, Brown memimpin Stryker sejak pertama kali didirikan tahun 1976 lalu hingga tahun 2009. Kini, perusahaan yang berbasis di Kalamazoo, Michigan ini hampir selalu mencatatkan laba bersih sebesar US$ 10 miliar per tahun.

Perusahaan yang bergerak di bidang ortopedi ini pun dinobatkan oleh sebanyak orang sebagai perusahaan terbesar dan terpenting di dunia. Sebagian besar hal ini diraih oleh kerja keras Brown.

Faktanya, Brown tidak sendiri di dalam awal kariernya hingga menjadi seorang milyuner. Posisinya di Stryker ia raih setelah kematian rekan bisnisnya, Lee Stryker. Pria yang merupakan presiden direktur perusahaan itu tewas akibat insiden kecelakaan pesawat bersama istrinya ketika sedang berlibur di Wyoming.

Brown yang merupakan kerabat dekat Lee, diminta oleh salah satu pemimpin perusahaan untuk berkarir di Stryker. Pada mulanya, ia menolak untuk masuk dengan alasan khawatir bahwa ia tidak bisa menjadi pemimpin sehebat mendiang sahabatnya Stryker.

Apalagi, kedekatan di antara keduanya yang cukup erat. Namun, pihak keluarga Stryker tetap menunjuk Brown untuk memimpin perusahaan tersebut. Brown akhirnya menerima tawaran tersebut. Namun ia meminta diberikan keleluasaan untuk menjalankan bisnis sesuai dengan gayanya. Akhirnya, ia pun menerima tawaran tersebut.

Tujuan awal Brown ketika pertama kali bergabung dengan Stryker adalah melakukan penawaran umum perdana alias initial public offering (IPO), untuk menumbuhkan laba per saham sebesar 20% sekaligus dana dari pasar saham akan digunakan untuk pengembangan bisnis melalui akuisisi.

Dus, pada tahun 1979 Stryker berhasil menjadi perusahaan terbuka dan mulai masuk ke pasar ortopedi di tahun yang sama. Di bawah kendali Brown, Stryker di awal masa IPO membeli sebuah perusahaan berbasis di News Jersey bernama Osteonics untuk lebih gencar menggarap kue bisnis di bidang kesehatan ortopedi.

Namun, dari segelintir perusahaan yang berhasil dicaploknya, Brown mengatakan akuisisi terbaik yang dilakukannya adalah saat ia membeli Howmedica, divisi ortopedi kepunyaan Pfizer yang dibeli seharga US$ 1,65 miliar.

Kesepakatan ini akhirnya mendulang perolehan penjualan Stryker dan menempatkan perusahaannya ke posisi pertama di industri Ortopedi.

Nama perusahaan Stryker Corp baru mulai dikenal oleh banyak orang dan diakui sebagai perusahaan tangguh setelah dipimpin Brown. Padahal, perusahaan itu sudah didirikan sejak tahun 1941 oleh mendiang Hower Stryker.

Meski Brown sudah tidak lagi duduk di kursi nomor satu di perusahaan tersebut, Stryker tetap menjadi pemimpin di industri ortopedi dunia. Jumlah karyawan Stryker diperkirakan mencapai 33.000 orang.

Merujuk ke laporan keuangan akhir tahun 2017 silam, perusahaan ini berhasil meraup pendapatan senilai US$ 14,44 miliar. Dari pendapatan sebesar itu, Stryker mencetak laba operasional lebih dari US$ 2,06 miliar. Sementara itu, jumlah laba bersih yang mampu diraih kala itu mencapai US$ 1,2 miliar.

(Bersambung)




TERBARU

[X]
×