Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Tidak ada bank yang mau membiayai ide Todd Graves ketika ia ingin membuka restoran yang hanya menjual chicken fingers.
Demi mewujudkannya, ia bekerja sebagai buruh las di kilang minyak dan nelayan salmon di Alaska untuk mengumpulkan modal.
Kini, hampir tiga dekade kemudian, Raising Cane’s menjelma menjadi salah satu jaringan restoran cepat saji terpopuler di Amerika Serikat, dan Graves dinobatkan sebagai pengusaha restoran terkaya di negeri itu dengan kekayaan mencapai US$ 22 miliar atau sekitar Rp 363 triliun (kurs Rp 16.500).
Graves pertama kali membuka restoran kecil dekat kampus Louisiana State University (LSU) pada 1996. Saat itu, ia bersama sahabatnya Craig Silvey bermodalkan tabungan hasil kerja kasar dan pinjaman kecil dari bank.
Baca Juga: Promo A&W Weekend Deals 29-31 Agustus, 4 Ayam + 4 Chicken Chunks Mulai Rp 85.000
Nama “Raising Cane’s” diambil dari anjing Labrador kesayangan Graves seperti dilansir dari Forbes, Kamis (25/9/2025).
Restoran tersebut awalnya hanya menghasilkan laba tipis, namun cepat berkembang berkat konsep sederhana: menu yang hanya berisi lima item, chicken fingers, kentang goreng, coleslaw, roti Texas toast, dan satu jenis saus.
Kebijakan itu tetap dipertahankan sampai sekarang, meski banyak pihak menyarankan Graves menambah variasi menu. “Kami melakukan satu hal, chicken fingers, dan kami melakukannya lebih baik daripada siapa pun,” ujarnya.
Filosofi ini terbukti berhasil. Tahun lalu, penjualan Raising Cane’s menembus US$5,1 miliar dengan rata-rata US$6,6 juta per gerai, hanya kalah dari Chick-fil-A.
Saat ini Raising Cane’s memiliki lebih dari 900 gerai di 42 negara bagian AS dan terus berkembang pesat dengan membuka sekitar 125 gerai baru setiap tahun.
Baca Juga: Promo A&W MonDeal Khusus Senin, 2 Aroma Chicken Free Chicken Wing Mulai Rp 42.000-an
Di tengah tren banyak jaringan restoran dijual ke investor besar, Graves menegaskan ia tidak berencana melepas bisnisnya. Ia tetap terlibat dalam detail operasional, mulai dari kampanye pemasaran, desain interior restoran, hingga mainan untuk paket anak-anak.
Perjalanan Graves tidak selalu mulus. Ia pernah hampir kehilangan bisnis ketika badai Katrina melumpuhkan sebagian besar gerainya pada 2005. Namun, pengalaman itu membuatnya berkomitmen mengelola ekspansi dengan lebih hati-hati.
Kini, selain dikenal sebagai miliarder restoran, Graves juga menjaga tradisi unik perusahaannya.
Ia masih membawa para manajer restoran ke gedung lama yang pernah menjadi markas pertama Raising Cane’s untuk mengingatkan pentingnya kesederhanaan dan kerja keras.
“Saya hidup dalam mimpi,” katanya. “Dulu saya hanya anak muda dengan ide yang dianggap bodoh, sekarang saya punya kesempatan mewujudkan semua ini.”