Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
Vertova terletak di Provinsi Lombardy, episentrum wabah virus corona di Italia. Tingkat kematian dan infeksi di provinsi ini yang tertinggi di dunia, dan lebih buruk dari Provinsi Hubei, pusat epidemi di China.
Dan, siapa pun yang melangkah keluar rumah menggunakan masker, sekalipun masker bekas pakai. "Tidak ada masker yang tersisa di kota ini. Tidak ada lagi desinfektan," ungkap Augusta Magni, penduduk Vertova.
"Saya harus membuat masker sendiri dengan selembar kain menggunakan mesin jahit," imbuh pria 63 tahun ini kepada AFP seperti dilansir Channelnewsasia.com.
Hampir semua orang di kota tersebut mengenal seseorang yang telah terjangkit virus corona. "Masing-masing dari kami memiliki kerabat, teman, dan orang yang dicintai yang telah terinfeksi," kata Claudio Bertocchi, penduduk Vertova.
Baca Juga: Banyak pasien virus corona meninggal di Italia, ini penyebabnya
Tapi, tidak semua orang patah arang. Gambar anak-anak dan pelangi juga pesan bertuliskan, "Semuanya akan baik-baik saja!", tergantung di beberapa jendela rumah penduduk Vertova. Bendera Italia diikat di pagar balkon.
Dewan Riset Nasional di bawah naungan Pemerintah Italia melaporkan, sebanyak 57 dari 107 provinsi telah mencapai puncak penyebaran virus corona.
Jumlah kasus di Italia memang meningkat. Tetapi, "Langkah-langkah penahanan (virus corona) memberikan efek yang kami inginkan, bahkan kita berada dalam fase awal perlambatan (kasus)," kata Dewan Riset Nasional.
Meski begitu, Wali Kota Vertova masih menghitung orang yang meninggal akibat virus corona. "Tiga puluh enam kematian antara 1 Maret dan hari ini (25 Maret)," ujarnya. "Hanya dengan begitu, kamu mengerti seberapa besar yang terjadi di sini".
Baca Juga: Waduh gawat, kematian akibat virus corona di Italia melonjak hampir 800 dalam sehari