Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SINGAPURA. Melemahnya nilai dolar terhadap euro setelah the Federal Reserve memangkas suku bunga acuannya, memicu prediksi akan terjadinya peningkatan permintaan makanan dan bahan bakar dunia. Alhasil, harga jagung dan kedelai membubung naik.
Kemarin, harga jagung di Chicago Board of Trade naik dan menyentuh harga harian maksimum yang diperbolehkan. Kondisi serupa juga dialami kedelai yang naik tertinggi dalam 20 tahun terakhir.
Harga kontrak jagung untuk pengantaran bulan Desember naik 11,5 sen atau 2,7% menjadi US$ 4,3225 per bushel di perdagangan elektronik Chicago. Pada pukul 12.20 waktu Singapura, harga jagung diperdagangkan pada posisi US$ 4,32. Haga tersebut, menyentuh rekor tertinggi pada 27 Juni lalu yang berada pada level US$ 7,9925. Pada 27 Oktober lalu, harga jagung hanya sebesar US$ 3,64, terendah sejak 25 Oktober 2007.
Sementara itu, harga kedelai untuk pengantaran bulan Januari naik 22 sen atau 2,3% menjadi US$ 9,69 per bushel. Pada pukul 12.23 waktu Singapura tadi, harga kedelai bertengger pada level US$ 9,68. Pada penutupan kemarin, harga kontrak kedelai mengalami kenaikan sebesar 6,6% yang merupakan kenaikan tertinggi sejak Agustus 1988.
“Adanya pelemahan dolar ditambah dengan pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS dan China mendorong harga biji-bijian semakin tinggi,” jelas Toby Hassall, analis Commodity Warrants Australia di Sydney.