kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Konflik Korea ancam stabilitas dunia


Rabu, 24 November 2010 / 05:50 WIB
Konflik Korea ancam stabilitas dunia
ILUSTRASI. Indonesia International Book Fair


Reporter: Hari Widowati, Reuters, Korea Joongang, SkyNews, WSJ | Editor: Uji Agung Santosa

SEOUL. Hubungan Korea Utara dan Korea Selatan membara. Krisis ini bermula ketika militer Korea Utara (Korut) menembakkan lebih dari 100 rudal ke Pulau Yeonpyeong di pesisir barat Korea Selatan (Korsel), Selasa (23/11), pukul 14.34 waktu setempat.

Satu jam kemudian, militer Korsel membalas serangan tersebut dengan mengirimkan sejumlah pesawat tempur F-16. Dua orang prajurit Korsel tewas dan 21 orang lain yang terluka segera dilarikan ke rumah sakit.

Kepala staf pasukan gabungan Korsel memastikan, sejumlah bangunan yang ada di pulau tersebut rusak terkena ledakan rudal. Para penduduk pun diungsikan ke sekolah-sekolah dan tempat perlindungan. Sekitar 1.200 - 1.300 orang tinggal di pulau tersebut.

Presiden Korsel Lee Myung-bak segera mengumpulkan pejabat tinggi Korsel untuk rapat darurat di bunker di kompleks kepresidenan di Seoul. "Pemerintah menanggapi serius serangan Korut ini tetapi kami berusaha untuk tidak memperburuk situasi," kata juru bicara kepresidenan.

Konflik antara militer Korut dan Korsel di perbatasan ini merupakan yang terburuk sejak Perang Korea berakhir tahun 1953. "Ini merupakan serangan yang disengaja dan terencana. Ini melanggar gencatan senjata," kata Lee Hong-ki, Pejabat Kementerian Pertahanan Korsel.

Bursa terseret

Serangan Korut itu mengguncang bursa. Pada penutupan perdagangan saham Selasa (23/11), indeks Kospi turun 0,79% ke 1.928,94. Untuk mengantisipasi dampak serangan Korut terhadap perekonomian Korsel, Bank of Korea tidak tinggal diam. "Kami akan bekerja sama dengan pemerintah untuk menenangkan pasar," demikian isi pernyataan tertulis Bank of Korea.

Kontrak indeks Standard & Poor's 500 pengiriman Desember 2010 di London turun 0,7% ke level 1.189,30. Kontrak indeks Dow Jones pun melorot 0,6% ke level 11.103. Artinya, besar kemungkinan perdagangan saham di bursa AS, Selasa (23/11), bakal turun.

Menurut Tim Schroeders, Manajer Investasi Pengana Capital Ltd di Melbourne, yang mengelola dana sekitar US$ 1 miliar, krisis utang Irlandia, tekanan inflasi China, dan ketegangan di Korea akan memperkuat alasan pelaku pasar melakukan aksi jual hari ini (24/11). "Ketegangan di Korea menambah faktor ketidakpastian di pasar," kata dia.

Pemerintah Jepang pun mengadakan pertemuan khusus untuk membahas krisis Korea. Jika krisis ini semakin serius, Jepang harus siap menghadapi limpahan pengungsi dari Korsel.




TERBARU

[X]
×