Sumber: Al Jazeera | Editor: Khomarul Hidayat
Ghebreyesus mengatakan, deklarasi keadaan darurat ini bukan merupakan mosi tidak percaya di Tiongkok. Sebaliknya, WHO terus memiliki kepercayaan pada kapasitas China untuk mengendalikan wabah.
Sebagai tanggapan, juru bicara kementerian luar negeri China mengatakan Beijing memiliki kepercayaan diri dan kemampuan untuk memenangkan perang melawan wabah virus corona.
Baca Juga: Makin meluas, India melaporkan kasus pertama virus corona
Hua Chunying, juru bicara kementerian juga mengatakan bahwa China akan terus bekerja dengan WHO dan negara-negara lain untuk menjaga keamanan kesehatan masyarakat global dan regional.
Deklarasi darurat global biasanya membawa uang dan sumber daya yang lebih besar. Tetapi juga dapat mendorong pemerintah yang gelisah untuk membatasi perjalanan dan perdagangan ke negara-negara yang terkena dampak.
Pengumuman ini juga memberlakukan lebih banyak persyaratan pelaporan penyakit di negara-negara.
Setelah sejumlah maskapai membatalkan penerbangan ke Cina dan beberapa bisnis sementara menutup ratusan toko, Ghebreyesus mengatakan, WHO tidak merekomendasikan pembatasan perjalanan atau perdagangan ke Cina.
"Tidak ada alasan untuk tindakan yang tidak perlu mengganggu perjalanan dan perdagangan internasional," katanya.
Dia menambahkan Presiden Tiongkok Xi Jinping telah berkomitmen untuk membantu menghentikan penyebaran virus di luar perbatasannya.
"Selama diskusi saya dengan presiden dan pejabat lainnya, mereka bersedia mendukung negara-negara dengan sistem kesehatan yang lebih lemah dengan apa pun yang mungkin," kata Ghebreyesus.
Sementara itu, Rusia mengumumkan akan menutup perbatasan 2.600-mil dengan China, bergabung dengan Mongolia dan Korea Utara yang melarang penyeberangan untuk menjaga terhadap wabah virus baru.
Secara de facto ditutup karena liburan Tahun Baru Imlek, tetapi pemerintah Rusia mengatakan penutupan akan diperpanjang hingga 1 Maret.
Baca Juga: Jokowi memutuskan mengevakuasi 234 WNI dari Hubei, China