Sumber: New York Times | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Namun ketika pertempuran China dengan virus corona semakin intensif, Xi mengutus pemimpin nomor dua negara itu, Li Keqiang, sebagai orang yang bertanggung jawab untuk menangani keadaan darurat. Li lah yang kemudian melakukan perjalanan ke Wuhan untuk mengunjungi dokter.
Sebaliknya, Xi tak terlihat dari pandangan masyarakat selama beberapa hari. Itu bukan tanpa preseden, meskipun menonjol dalam krisis ini, setelah para pemimpin China sebelumnya telah menggunakan masa bencana dengan mencoba menunjukkan sentuhan sosial kepada warganya. Televisi dan surat kabar negara hampir selalu memimpin dengan liputan luas tentang setiap gerakan Xi.
Baca Juga: Ditutup gara-gara corona, resor dan kasino Wynn merugi US$ 2,6 juta per hari
Minimnya Xi dari sorotan media, membuat beberapa analis menduga-duga apa yang sebenarnya terjadi. Salah seorang analis mengatakan, ini merupakan upaya Xi untuk mengisolasi dirinya dari kampanye yang mungkin goyah dan menarik kemarahan publik.
Namun Xi memiliki kekuatan gabungan, mengesampingkan atau menyingkirkan saingan, sehingga hanya sedikit orang yang bisa disalahkan ketika terjadi kesalahan.
"Secara politis, saya pikir dia menemukan bahwa memiliki kekuatan diktator total memiliki kelemahan, yaitu ketika segala sesuatu salah atau memiliki risiko tinggi, maka Anda juga harus menanggung semua tanggung jawab," kata Victor Shih, seorang associate profesor di Universitas California San Diego yang mempelajari politik China kepada New York Times.
Baca Juga: Malaysia perluas larangan bepergian ke China, di tengah merebaknya virus corona
Banyak penduduk negara itu telah diperintahkan untuk tinggal di rumah, pabrik-pabrik tetap tutup dan maskapai mengurangi layanan. Para ahli memperingatkan bahwa virus corona dapat memukul perekonomian jika tidak segera dikendalikan.
Pemerintah juga kesulitan mengendalikan amarah masyarakat. Xi sekarang menghadapi ketidakpuasan publik yang luar biasa tajam, hingga bahkan sensor China yang terkenal canggih pun tidak dapat menahan sepenuhnya.
Baca Juga: Update Virus Corona: Terjangkit 37.549, meninggal 813, sembuh 2.702 (9/2-11.43 WIB)
Kematian seorang dokter mata di Wuhan, Dr. Li Wenliang, yang dikecam karena memperingatkan teman-teman sekolah kedokterannya tentang penyebaran penyakit baru yang berbahaya pada bulan Desember, telah memicu kesedihan publik. Mereka marah atas cara penanganan pemerintah terhadap krisis.