kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Korban tewas virus corona menembus angka 800, di manakah Xi Jinping?


Senin, 10 Februari 2020 / 05:30 WIB
Korban tewas virus corona menembus angka 800, di manakah Xi Jinping?


Sumber: New York Times | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Akademisi China telah meluncurkan setidaknya dua petisi setelah kematian Dr. Li, masing-masing menyerukan kebebasan berbicara.

Media pemerintah masih menggambarkan Xi sebagai orang yang memegang kendali, dan tidak ada tanda bahwa ia menghadapi tantangan serius dari dalam kepemimpinan partai. 

Krisis virus corona, bagaimanapun juga, telah menodai citra China sebagai negara adikuasa yang muncul yakni negara yang efisien, stabil dan kuat - yang pada akhirnya bisa menyaingi Amerika Serikat.

Baca Juga: Wabah virus corona menyebar, Filipina mengevakuasi 30 orang warganya dari Wuhan

Seberapa jauh krisis ini dapat mengikis kedudukan politik Xi masih harus dilihat. Akan tetapi, hal itu dapat melemahkan posisinya dalam jangka panjang ketika ia bersiap untuk mengambil masa jabatan ketiga sebagai sekretaris jenderal Partai Komunis pada tahun 2022.

Pada tahun 2018, Xi memenangkan persetujuan untuk menghapus batasan konstitusional pada masa jabatannya sebagai presiden negara itu, sehingga membuat rencananya untuk masa jabatan lima tahun lagi tampak sangat pasti.

Jika posisi Xi secara politik tidak aman pasca krisis ini, konsekuensinya tidak dapat diprediksi. Dia mungkin menjadi lebih terbuka untuk berkompromi dalam elit partai. Atau ia mungkin menggandakan cara-cara angkuh yang telah menjadikannya pemimpin Tiongkok yang paling kuat secara turun-temurun.

Baca Juga: Tembus 800 orang, jumlah kematian akibat wabah virus corona melampaui SARS

"Cengkeraman Xi pada kekuasaan tidaklah ringan," kata Jude Blanchette, Ketua Freeman khusus wilayah China di Pusat Studi Strategis dan Internasional.

"Sementara tanggapan kasar terhadap krisis ini tidak diragukan lagi menambah cacat lebih lanjut pada masa sisa jabatan Xi," Blanchette menambahkan.

Dalam beberapa hari terakhir, meskipun dia jarang terlihat di hadapan publik, media pemerintah terus menggambarkan Xi sebagai panglima yang tak kenal lelah. Minggu ini mereka mulai menyebut perang pemerintah melawan virus sebagai "perang rakyat," frasa yang digunakan dalam pembacaan resmi panggilan telepon Xi dengan Presiden Trump pada hari Jumat.

Baca Juga: Singapura membawa 174 warga dari Wuhan dalam evakuasi kedua

Ada banyak tanda yang menunjukkan bahwa propaganda kali ini terbukti kurang meyakinkan.

Penyambutan Tahun Baru Imlek di Beijing tempat Xi berpidato, menjadi sumber kemarahan rakyat. Ini menjadi simbol bahwa pemerintah China sangat lambat dalam menanggapi penderitaan di Wuhan. Xi dan para pemimpin lainnya tampaknya terperangah oleh keganasan epidemi.

New York Times menulis, para pejabat senior sudah hampir telah diberitahu tentang krisis yang muncul pada saat otoritas kesehatan nasional mengatakan kepada Organisasi Kesehatan Dunia pada 31 Desember. Akan tetapi, baik Xi maupun pejabat lain di Beijing tidak memberitahu publik.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×