Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Pemerintah Korea Selatan akan meningkatkan subsidi kendaraan listrik (EV) sebesar 20% pada 2026 sebagai bagian dari paket dukungan untuk membantu industri otomotif nasional menghadapi tekanan tarif Amerika Serikat (AS).
Dalam pernyataan resminya Jumat (14/11/2025), pemerintah menyebutkan bahwa subsidi untuk mobil penumpang berbasis listrik akan naik menjadi 936 miliar won (US$658,47 juta) pada 2026, dari 780 miliar won pada tahun ini, guna mendorong permintaan domestik.
Baca Juga: Tragedi Boeing 737 MAX: Keluarga Korban Berjuang Raih Keadilan
Selain itu, paket dukungan tersebut akan mencakup bantuan bagi pemasok komponen otomotif.
Pemerintah berkomitmen menyediakan pembiayaan kebijakan (policy finance) dengan nilai di atas 15 triliun won yang telah digelontorkan pada 2025.
Korea Selatan juga akan memperkuat program penjaminan bagi produsen suku cadang yang beroperasi di luar negeri termasuk di Amerika Serikat dan Meksiko melalui pemberian pinjaman jangka panjang berbunga rendah.
Industri otomotif merupakan salah satu pilar ekspor Korea Selatan, dengan nilai pengiriman mencapai US$70,8 miliar pada 2024, atau lebih dari 10% dari total ekspor negara itu yang sebesar US$683,8 miliar.
Baca Juga: Bursa Global Rontok Jumat (14/11), Harapan Pemangkasan Suku Bunga The Fed Kian Tipis
Tarif AS Masih Jadi Beban Hyundai-Kia
Hyundai Motor dan afiliasinya, Kia Corp kelompok produsen mobil terbesar ketiga di dunia berdasarkan penjualan selama ini terkena tarif 25% untuk ekspor ke AS, pasar terbesar mereka yang menyumbang sekitar 40% pendapatan.
Tarif tersebut sebelumnya telah disepakati untuk diturunkan menjadi 15% setelah Washington dan Seoul mencapai kesepakatan perdagangan bulan lalu.
Namun, penurunan tarif itu belum berlaku karena kedua negara belum mengeluarkan joint fact sheet yang merinci kesepakatan perdagangan dan isu keamanan terkait.
Baca Juga: Di Tengah Konflik Dagang UE–China, Spanyol Jadi Jembatan Baru Tiongkok di Eropa?
Lebih dari dua minggu setelah Presiden AS Donald Trump dan Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung mengumumkan tercapainya kesepakatan atas negosiasi berbulan-bulan, dokumen resmi kesepakatan tersebut masih belum dirilis.
Menurut laporan Yonhap News Agency pada Kamis, Menteri Luar Negeri Korea Selatan Cho Hyun telah meminta Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio untuk mempercepat penerbitan joint fact sheet tersebut di sela-sela pertemuan Menlu G7 di Kanada.













