Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Pasar saham Asia tergelincir mengikuti aksi jual global pada Jumat (14/11/2025).
Setelah komentar bernada hawkish dari sejumlah pejabat The Fed meruntuhkan ekspektasi pasar terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga AS bulan depan.
Kalender data ekonomi yang masih berantakan turut menambah kekhawatiran, menekan pasar obligasi, dolar, hingga emas.
Indeks Nikkei Jepang anjlok 1,8%, bursa Australia turun 1,5%, sementara Kospi Korea Selatan jatuh 2,3%.
Baca Juga: Di Tengah Konflik Dagang UE–China, Spanyol Jadi Jembatan Baru Tiongkok di Eropa?
China akan merilis data aktivitas ekonomi bulanan hari ini, setelah data kredit terbaru menunjukkan lemahnya minat rumah tangga dan dunia usaha untuk mengambil pinjaman di tengah ketidakpastian ekonomi.
Di Wall Street, saham jatuh tajam dipimpin oleh Nvidia dan sejumlah saham unggulan AI lainnya yang terpukul kekhawatiran valuasi.
Yield obligasi AS naik karena investor memangkas ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pada Desember menjadi 51%, dari 63% sehari sebelumnya.
Dolar AS gagal menguat meski yield naik, dan justru kehilangan momentum terhadap yen dan franc Swiss.
“Penurunan tajam yang terjadi di berbagai kelas aset sangat jelas. Hampir tidak ada tempat aman bagi investor,” ujar Chris Weston, Head of Research di Pepperstone.
Baca Juga: Nissan Menjajaki Pengembangan Mobil Bersama Honda di AS
Ia menambahkan bahwa dengan dibukanya kembali layanan pemerintah AS, pelaku pasar kini menunggu jadwal rilis data ekonomi utama BLS.
Namun, Gedung Putih mengatakan tingkat pengangguran AS untuk Oktober kemungkinan tidak akan pernah dipublikasikan, memperburuk ketidakjelasan kondisi ekonomi.
Sentimen kian melemah setelah lebih banyak pejabat The Fed memberi sinyal kehati-hatian soal pelonggaran kebijakan.
Presiden The Fed St. Louis Alberto Musalem menyatakan ruang untuk menurunkan suku bunga sangat terbatas tanpa berisiko terlalu akomodatif.
Presiden The Fed Cleveland Beth Hammack menegaskan kebijakan harus tetap ketat untuk menekan inflasi.
Baca Juga: Dolar Lesu Jumat (14/11) Pagi, Khawatir Soal Data Ekonomi AS Pasca Shutdown
Sementara Presiden The Fed Minneapolis Neel Kashkari mengatakan ia menolak rate cut bulan lalu dan belum yakin soal keputusan Desember.
Di pasar obligasi, yield Treasury tenor 2 tahun stabil di 3,597% setelah naik 3 bps pada sesi sebelumnya. Yield tenor 10 tahun naik menjadi 4,125%.
Dolar AS melemah 0,2% terhadap mayoritas mata uang utama dan berada di 99,254, mendekati level terendah dua pekan. Yen sedikit menguat ke 154,7 per dolar, sementara franc Swiss melonjak 0,6%.
Poundsterling turun 0,3% ke $1,3153 setelah laporan Financial Times bahwa PM Keir Starmer dan Menkeu Rachel Reeves membatalkan rencana kenaikan tarif pajak penghasilan.
Baca Juga: Peluang The Fed Pangkas Suku Bunga Desember di Ujung Tanduk, Kenapa?
Harga minyak global naik tipis namun masih membukukan penurunan mingguan ketiga. Minyak WTI naik 0,4% ke US$58,91, tetapi turun 1,4% untuk minggu ini.
Harga emas spot menguat 0,3% ke $4.183 per ons troi, setelah merosot sehari sebelumnya dan menghentikan reli empat hari. Harga masih jauh di bawah rekor US$4.381.













