kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.396.000   29.000   1,23%
  • USD/IDR 16.745   14,00   0,08%
  • IDX 8.372   -16,57   -0,20%
  • KOMPAS100 1.158   -4,75   -0,41%
  • LQ45 841   -5,56   -0,66%
  • ISSI 292   0,59   0,20%
  • IDX30 441   -4,86   -1,09%
  • IDXHIDIV20 507   -6,07   -1,18%
  • IDX80 130   -0,51   -0,39%
  • IDXV30 137   -1,14   -0,82%
  • IDXQ30 140   -1,36   -0,96%

Peluang The Fed Pangkas Suku Bunga Desember di Ujung Tanduk, Kenapa?


Kamis, 13 November 2025 / 22:04 WIB
Peluang The Fed Pangkas Suku Bunga Desember di Ujung Tanduk, Kenapa?
ILUSTRASI. Gedung Federal Reserve Board di Constitution Avenue di Washington, AS, 19 Maret 2019. REUTERS/Leah Millis


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - SAN FRANCISCO/DUBLIN, Irlandia. Kekhawatiran terhadap inflasi dan tanda-tanda stabilitas pasar tenaga kerja setelah dua kali pemangkasan suku bunga tahun ini membuat sejumlah pejabat Federal Reserve (The Fed) mulai bersikap hati-hati terhadap pelonggaran moneter lanjutan.

Sikap ini menekan peluang pasar terhadap penurunan suku bunga pada Desember menjadi hampir seimbang.

Menegaskan betapa tipisnya keputusan itu, Presiden The Fed San Francisco Mary Daly yang sebelumnya dikenal sebagai pendukung kuat pemangkasan suku bunga menyatakan bahwa empat minggu menjelang rapat kebijakan berikutnya, keputusan masih terlalu dini untuk diambil.

Baca Juga: Pemerintah AS Kembali Beroperasi, Namun Perpecahan Politik Tetap Menganga

“Saya masih berpikiran terbuka, tetapi belum membuat keputusan akhir. Saya menantikan perdebatan dengan rekan-rekan saya,” ujar Daly dalam sebuah acara di Dublin, Irlandia pada Kamis (13/11/2025).

Sinyal serupa juga datang dari Presiden Fed Boston Susan Collins, yang pada Rabu (13/11) mengatakan bahwa diperlukan “ambang batas yang relatif tinggi” untuk melanjutkan pelonggaran kebijakan dalam waktu dekat.

“Kecuali ada bukti nyata perlambatan pasar tenaga kerja, saya akan ragu untuk melonggarkan kebijakan lebih jauh, terutama karena terbatasnya data inflasi akibat penutupan pemerintahan,” kata Collins dalam konferensi perbankan di Boston.

Ia menambahkan bahwa tingkat suku bunga kebijakan kemungkinan perlu dipertahankan “untuk beberapa waktu.”

Baca Juga: Ribuan Barista Starbucks di AS Gelar Mogok Massal Desak Kontrak Kerja

Kekurangan Data Kunci Rumitkan Keputusan The Fed

Komentar tegas dari Collins yang sebelumnya mendukung dua pemangkasan suku bunga tahun ini mencerminkan semakin dalamnya perbedaan pandangan di tubuh bank sentral AS dan menunjukkan belum adanya konsensus mengenai langkah berikutnya.

Ketua The Fed Jerome Powell dua pekan lalu juga sudah memberi sinyal bahwa keputusan dalam rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada 9–10 Desember mendatang “masih jauh dari pasti.”

Selain itu, Gedung Putih memperingatkan bahwa meski pemerintahan AS telah kembali beroperasi, data resmi terkait inflasi dan tenaga kerja mungkin tidak akan diterbitkan tepat waktu, atau bahkan sama sekali, sebelum rapat tersebut berlangsung.

Baca Juga: Harga Kopi Dunia Stabil, Pasar Menanti Kejelasan Soal Rencana Keringanan Tarif AS

Hal ini membuat pelaku pasar mengendurkan ekspektasi terhadap pemangkasan suku bunga seperempat poin pada bulan depan.

Futures suku bunga jangka pendek, indikator utama ekspektasi pasar terhadap kebijakan The Fed kini menunjukkan peluang sekitar 55% bagi FOMC untuk menurunkan suku bunga pada 10 Desember mendatang.

“Pernyataan terbuka Presiden Fed Boston Susan Collins menambah kekhawatiran terhadap kemampuan Powell mengelola perpecahan internal di FOMC dan meningkatkan ketidakpastian arah kebijakan suku bunga,” tulis Krishna Guha, Wakil Ketua Evercore ISI, dalam sebuah catatan pada Kamis.

“Sikap tegas Collins menunjukkan kemungkinan ia akan menolak jika Powell memaksakan pemangkasan pada Desember.”

Baca Juga: Harga Emas Tembus Tertinggi Tiga Pekan, Didorong Kekhawatiran Utang AS

Tekanan Inflasi Masih Tinggi

Sejumlah data dari sektor swasta serta survei internal The Fed mendukung pandangan untuk menahan suku bunga bulan depan.

Kepala ekonom Apollo Global Management Torsten Slok memperkirakan harga sekitar 55% komponen dalam Indeks Harga Konsumen (CPI) meningkat lebih cepat dari 3%, jauh di atas target inflasi The Fed sebesar 2%.

“Inilah alasan mengapa sulit bagi The Fed untuk menurunkan suku bunga pada Desember,” tulis Slok dalam laporannya pada Rabu.

Selanjutnya: 10 Kebiasaan Frugal Living Zaman Kekinian yang Bikin Tabungan Makin Nambah

Menarik Dibaca: 10 Kebiasaan Frugal Living Zaman Kekinian yang Bikin Tabungan Makin Nambah




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×