kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.267.000   -15.000   -0,66%
  • USD/IDR 16.638   8,00   0,05%
  • IDX 8.166   73,60   0,91%
  • KOMPAS100 1.140   14,92   1,33%
  • LQ45 837   14,10   1,71%
  • ISSI 284   1,36   0,48%
  • IDX30 440   7,08   1,63%
  • IDXHIDIV20 508   9,69   1,94%
  • IDX80 129   2,21   1,75%
  • IDXV30 138   1,87   1,37%
  • IDXQ30 140   1,63   1,17%

The Fed Pangkas Suku Bunga & Hentikan Quantitative Tightening (QT): Apa Artinya?


Kamis, 30 Oktober 2025 / 05:16 WIB
The Fed Pangkas Suku Bunga & Hentikan Quantitative Tightening (QT): Apa Artinya?
ILUSTRASI. FILE PHOTO: The Federal Reserve Building during the Federal Open Market Committee's meeting on interest rate policy at the Federal Reserve in Washington, D.C., U.S., September 16, 2025. REUTERS/Aaron Schwartz/File Photo


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) pada Rabu (29/10/2025) mengumumkan akan menghentikan proses pengurangan neraca (quantitative tightening/QT) di tengah tanda-tanda pengetatan likuiditas di pasar uang dan menurunnya cadangan perbankan.

Mulai 1 Desember 2025, The Fed tidak lagi membiarkan hingga US$5 miliar surat utang pemerintah (Treasury securities) jatuh tempo tanpa diganti.

Sebagai gantinya, bank sentral akan menjaga kepemilikan obligasi pemerintah tetap stabil dengan melakukan rollover terhadap surat utang yang jatuh tempo.

Baca Juga: The Fed Pangkas Suku Bunga, Powell Isyaratkan Bisa Jadi yang Terakhir di 2025

Selain itu, The Fed juga akan tetap membiarkan hingga US$35 miliar surat utang berbasis hipotek (mortgage-backed securities/MBS) berakhir setiap bulan, meski jumlah tersebut belum pernah tercapai selama lebih dari tiga tahun terakhir.

Namun, mulai Desember, hasil dari MBS yang jatuh tempo akan diinvestasikan kembali ke Treasury bills.

Langkah ini diumumkan bersamaan dengan keputusan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi kisaran 3,75%–4,00%.

Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan, penghentian pengetatan neraca ini menandai bahwa kondisi likuiditas di sistem keuangan sudah berada di level yang cukup ketat.

“Rencana kami sejak awal adalah menghentikan pengetatan neraca ketika cadangan perbankan berada sedikit di atas level yang kami anggap ‘cukup longgar’. Saat ini tanda-tanda tersebut sudah jelas terlihat di pasar uang,” ujar Powell dalam konferensi pers usai rapat FOMC.

Baca Juga: Harga Emas Melonjak 2% Jelang Keputusan Suku Bunga The Fed

Langkah The Fed ini sudah diperkirakan oleh pelaku pasar, menyusul kenaikan suku bunga jangka pendek di pasar uang serta aktivasi fasilitas pinjaman repo (Standing Repo Facility) yang dalam beberapa hari terakhir mencatat penggunaan tertinggi sepanjang sejarah.

Bagi pengamat kebijakan moneter, kondisi ini menjadi sinyal bahwa sistem keuangan AS telah mencapai batas likuiditas yang masih memungkinkan The Fed mengendalikan suku bunga acuannya, meski volatilitas di pasar uang meningkat.

Meski demikian, keputusan menghentikan QT ini datang lebih cepat dari perkiraan.

Berdasarkan survei sebelum pertemuan FOMC bulan September, pelaku pasar sebelumnya memperkirakan QT baru akan berakhir pada kuartal I-2026, ketika total neraca The Fed turun ke US$6,2 triliun, dibandingkan posisi saat ini sekitar US$6,6 triliun.

The Fed berupaya menghindari terulangnya krisis likuiditas seperti enam tahun lalu, ketika pengetatan neraca terlalu agresif sempat membuat suku bunga dana federal melonjak tajam.

Sebagai catatan, QT dijalankan sejak 2022 untuk menyerap kelebihan likuiditas setelah neraca The Fed melonjak lebih dari dua kali lipat dari awal 2020, mencapai puncak sekitar US$9 triliun pada pertengahan 2022.

Kini, meski proses pengetatan dihentikan, ukuran neraca The Fed masih jauh di atas level pra-pandemi sebesar US$4,2 triliun.

Baca Juga: Bill Gates Serukan Perubahan Arah Strategi Perang Iklim, Fokus ke Manusia

Arah Berikutnya: Kembali Ekspansi Neraca

Sejumlah analis memperkirakan dalam beberapa bulan mendatang The Fed perlu kembali menambah kepemilikan obligasi bukan sebagai stimulus, tetapi untuk menjaga likuiditas sistem keuangan sejalan dengan pertumbuhan ekonomi.

“Langkah berikutnya bagi The Fed kemungkinan adalah memperluas neraca sekitar US$20 miliar per bulan untuk menjaga basis moneter tetap sejalan dengan pertumbuhan PDB,” ujar Paul Ashworth, Kepala Ekonom Amerika Utara di Capital Economics.

Powell menegaskan bahwa dalam waktu yang tidak terlalu lama, The Fed memang perlu menumbuhkan kembali kepemilikannya agar tetap “netral” terhadap ukuran sistem perbankan dan perekonomian.

Baca Juga: BlackRock Perkuat Portofolio Kripto, Fokus pada Bitcoin dan Ethereum pada 2025

Ke depan, bank sentral juga akan mempertimbangkan untuk memperpendek tenor portofolio Treasury serta mencari cara untuk mengurangi porsi MBS, yang selama ini sulit terjual akibat lemahnya pasar perumahan AS.

Selanjutnya: KPK Mulai Selidiki Proyek Pembangunan Whoosh Yang Bengkak




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×