Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meskipun Presiden AS Donald Trump secara terbuka mendorong penurunan suku bunga, pasar meyakini bahwa kondisi ekonomi saat ini belum cukup mendukung langkah tersebut.
Mengutip Forbes, Kamis (10/7), pasar tenaga kerja tetap menunjukkan ketahanan dengan tingkat pengangguran stabil di kisaran 4,0% hingga 4,2% selama setahun terakhir.
Sementara itu, inflasi berada sedikit di atas target, yang membuat FOMC cenderung berhati-hati dalam mengambil langkah pelonggaran kebijakan moneter.
FOMC terus mengedepaKomite Pasar Terbuka Federal (FOMC) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya dalam pertemuan yang dijadwalkan pada 30 Juli 2025. nkan mandat utamanya, yaitu menjaga stabilitas harga dan memastikan tingkat pekerjaan yang maksimal.
Baca Juga: Goldman Sachs Prediksi Suku Bunga The Fed Turun Bertahap Mulai September 2025
Saat ini, pasar keuangan memperkirakan peluang penurunan suku bunga dalam pertemuan Juli hanya sekitar 5%, berdasarkan alat pemantauan CME FedWatch Tool.
Namun, kemungkinan pemangkasan suku bunga lebih terbuka pada pertemuan berikutnya di bulan September atau Oktober.
Dengan demikian, pelonggaran kebijakan moneter pada tahun 2025 tetap menjadi proyeksi, namun diperkirakan terjadi menjelang akhir tahun.
Dalam konteks ini, pernyataan FOMC pada Juli bisa saja mulai memberi sinyal mengenai peluang pelonggaran di masa mendatang.
Presiden Trump secara konsisten mendesak penurunan suku bunga, terutama sebagai strategi untuk mengurangi beban bunga utang pemerintah federal.
Ia bahkan telah beberapa kali mengkritik Ketua The Fed Jerome Powell secara terbuka, termasuk menyerukan pengunduran dirinya pada 2 Juli lalu.
Meski demikian, Trump tidak memiliki kewenangan untuk memecat Powell, dan pernyataan mengenai kemungkinan pemecatan Ketua Fed sebelumnya sempat menimbulkan volatilitas di pasar saham.
Baca Juga: Perang Tarif Trump Berpotensi Memicu Kenaikan Suku Bunga The Fed
Masa jabatan Powell sebagai Ketua Fed akan berakhir pada Mei 2026.
Di tengah perdebatan soal arah kebijakan moneter, muncul spekulasi bahwa Trump akan mencari sosok pengganti Powell yang sejalan dengan keinginannya untuk memangkas suku bunga.
Tekanan politik terhadap The Fed pun diperkirakan akan meningkat seiring dengan mendekatnya masa pemilihan ketua baru tahun depan.
Namun, penting dicatat bahwa tujuan FOMC berbeda dengan kepentingan fiskal pemerintah. FOMC tidak bertanggung jawab untuk menurunkan biaya pembayaran bunga pemerintah.
Selain itu, The Fed hanya mengendalikan suku bunga jangka pendek, sementara suku bunga jangka Panjang yang lebih menentukan biaya utang negara ditentukan oleh dinamika pasar yang lebih luas.
Baca Juga: BI Prediksi Suku Bunga The Fed Hanya Dipangkas Satu Kali pada 2025
Dengan latar belakang ini, The Fed kemungkinan besar akan tetap mempertahankan pendekatan berbasis data, menunggu sinyal yang lebih kuat mengenai penurunan inflasi atau pelemahan pasar tenaga kerja sebelum mempertimbangkan pemangkasan suku bunga.